Sunday, August 28, 2016

Ketika Domus Bertemu Karang

(Seorang relawan menempelkan bibit karang ke Domus Musculi. Foto: jacko agun)
“Dengan menghadirkan karya seni di laut, sebenarnya saya ingin meluhurkan laut, supaya kita tidak lagi memunggungi laut. Karena sampai sekarang, banyak orang kalau buat rumah, belakangnya laut dan depannya selalu menghadap ke jalan. 
-Teguh Ostenrik, seniman

Mentari tak lagi malu memancarkan kilaunya, ketika saya dan sepeda motor butut tiba di dermaga Ancol. Jujur, sinarnya mulai membuat gerah, pertanda cuaca akan cerah, setidaknya hingga siang hari nanti. Dan pagi itu merupakan waktu yang pas menuju laut.

Usai memarkir motor, saya bergerak ke dermaga 19 yang letaknya tidak begitu jauh. Di dermaga itu, teman-teman voluntir (relawan) bersama sejumlah pengurus Yayasan Terumbu Rupa (YTR) telah berkumpul. Mereka juga masih menunggu kedatangan relawan lain, sebelum memutuskan berangkat ke Pulau Sepa, Kepulauan Seribu.

Saturday, August 20, 2016

Yup, Indonesia Layak Diperjuangkan, Kawan!

(Pejuang Kemerdekaan RI. Foto: Jacko Agun)
“Indonesia tidak sempurna, namun layak diperjuangkan.”
— Pandji Pragiwaksono, Anak Muda Indonesia

Beberapa hari lalu, tepatnya sebelum peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia bergelora di seluruh pelosok negeri, saya sudah berniat menulis sesuatu. Menorehkan catatan bertema seputar kemerdekaan, kebangsaan, nasionalisme atau tentang bagaimana bangsa ini memaknai hari jadinya yang terus meringsek maju. Namun apa daya, tak ada energi yang muncul, meskipun ide-ide di otak terus berkecamuk siap dihubungkan satu dengan yang lainnya.

Ibarat mahkluk hidup, 71 tahun merupakan waktu yang berbicara tentang kedewasaan. Sebuah kondisi dimana tingkat kematangan, baik psikis (kejiwaan) maupun usia tak diragukan lagi. Sebuah era, dimana aneka persoalan harus dihadapi dengan pendekatan yang berbeda. 

Caranya, lewat pemaknaan, lewat pola pandang hingga mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki lalu mengarahkannya menggunakan perspektif peluang. Artinya, di kondisi apapun, peluang harus diciptakan agar bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Bukan dengan menyerah kalah atau mengutuki diri lalu bersungut-sungut.

Thursday, August 11, 2016

KLHK Menang Banyak

(Petugas sedang memadamkan kebakaran lahan di Riau. Sumber: http://riaubook.com)
Kamis (11/8) sore seorang teman mengabarkan berita gembira tentang kemenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melawan PT National Sago Prima (NSP) dalam kasus kebakaran hutan Riau tahun 2015. Walaupun terdapat dissenting opinion dari hakim anggota, hal itu tidak mempengaruhi isi putusan. 

Dalam postingannya, teman itu menyebut KLHK “menang banyak” ketika Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) menghukum PT NSP untuk membayar sebanyak Rp 1,040 triliun atas kekalahan tersebut.

“Just info... KLHK menangggg banyakkk.”, ujarnya.

Saturday, August 06, 2016

Pliz, Polri Jangan Resisten!

(Haris Azhar, Koordinator KontraS.Foto: ist)

Jika kita takut, maka kita bodoh.
Jika kita bodoh, maka kita gampang diinjak-injak.
Kita tidak akan lebih dari kulit pisang.
~Haris Azhar/Koordinator KontraS

Jumat dini hari (29/7) saya mendapat informasi yang beredar terbatas di kalangan jurnalis terkait tulisan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar. Postingan Haris yang beredar di grup Whatsapp itu menyoal keterlibaan aparat dalam jaringan gembong narkoba Freddy Budiman yang telah dieksekusi pada 28 Juli lalu, sebagai bagian dari eksekusi mati tahap tiga.

Jujur, saat membaca tulisan itu, saya terhenyak. Tentu saja, karena postingan Haris berpotensi membuat banyak institusi gerah dan bakal bereaksi keras. Tak menunggu lama, dugaan saya terbukti. Tiga lembaga, yakni Polri, BNN dan TNI melaporkan Haris Azhar dengan tuduhan pencemaran nama baik lewat UU ITE.

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN