Rasanya sudah sangat lama, aku merindukan suasana seperti ini. Suasana yang membuatku bergairah kembali, teringat akan masa-masa dulu kami. Masa dimana kami mencari, sesuatu yang disebut dengan "jati diri". Sesuatu yang membuatku kembali teringat suasana malam panjang itu. Malam-malam yang tak ingin kami lupakan. Malam-malam yang tak ingin segera berlalu. Malam-malam, yang harusnya tetap menjadi malam, walau tanpa sebuah bintang pun menyinari.
Sudah sejak tadi, aku tak punya secuil ide tuk menorehkan catatan ini. Semua rentetan peristiwa, seperti cerita babak-babak sinetron yang menghiasi layar kaca. Tapi, lagi-lagi, belum ada greget yang menuntunkan pada sebuah arah pasti.
Untuk jam-jam awal, aku masih berkutat, dengan revisi goretan-goretan hasil buah pikirku. Berhubung, ada niatan tuk mengirimkan ide tersebut ke sebuah media cetak nasional. Mau gak mau, koreksi ulang merupakan hal wajib yang terus kulakukan. Rasanya sudah sembilan kali aku melakukannya sampai tak terasa dua jam lalu semuanya kelar. Akhirnya, ya lumayan, untuk sebuah proses aktualisasi diri. Semoga masih banyak orang diluar sana yang menerima ide-ide gilaku.
Sejurus kemudian, akupun bergerak ke ruang tivi, tempat dimana semua rekan-rekanku, para jurnalis teve melepas lelah, sambil menonton pertandingan sepak bola. Serunya, partai perempat final yang ditayangkan langsung, memberi atensi yang cukup besar. Masing-masing orang menjagokan tim unggulannya. Sementara aku, gak mengunggulkan siapa-siapa. Malkum, aku bukan pengemar berat bola, bukan juga pemain bola. Aku hanya seorang yang suka dengan momen-momen indah takkala sebuah gol tercipta. Aku yang dulunya takkan pernah menyia-nyiakan semua momen itu, akan coba merekamnya dalam format 2 dimensi. Sebab, hasilnya akan tetap awet sepanjang masa. Sebab, aku seorang penggemar keajaiban fotografi.
Sekarang, akupun kembali ke depan komputer butut kantor, yang memorinya sudah sangat penuh, karena dipenuhi oleh segudang file dari sebegitu banyak orang di lantai tiga ini. Aku gak tahu pasti berapa jumlah penghuni tempat ini, tapi rasanya setiap hari beban yang ditanggung komputer ini pasti bertambah. File yang dimasukkan juga beragam, mulai dari hasil risetan, foto, sampai form lamaran menghiasi setiap sisinya.
Oh, ya! Aku hampir lupa!
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 03.30 Wib dini hari. Suasana kantor juga masih ramai. Maklum, lagi demam piala dunia 2006. Sayup-sayup diseberang sana, alunan merdu lagu-lagu era 70-80 mulai menggema pasti. Ntah knapa, setiap aku mendengar lagu-lagu itu, aku teringat masa-masa dulu. Masa dimana aku belum menjadi siapa-siapa. Tapi...., sekarang pun aku belum jadi siapa-siapa! Masa dimana semua keinginan dan hasratku tentang banyak hal masih terpenuhi.
Aku ingat, saat dimana rasa berkesenianku dapat terpenuhi dengan mudah, tanpa mengeluarkan begitu banyak biaya. Aku juga masih ingat, saat dimana aku masih bisa melampiaskan hasrat petualanganku menjelajahi lebatnya belantara bersama teman Mapalaku. Saat itu, aku juga masih ingat, tempat dimana aku dan teman-temanku kongkow bareng di kedai kopi favorit kami. Terakhir, aku juga masih ingat, suasana romantis bersama kekasihku, yang sering kami lakukan dulu.
Tapi, kini...., semuanya berubah! Berubah seiring tuntutan pekerjaan atau suasana yang aku gak kenal. Aku..., aku gak tau! Yang pasti aku merasa kehilangan. Kehilangan dengan semua hal yang pernah singgah di kehidupanku dulu. Rasanya, hanya lagu-lagu itu yang bisa mendekatkanku dengan romatisme-romantisme itu.
Semoga, semuanya gak berlalu dengan sia-sia, karena aku masih butuh! Butuh dengan suasana itu. Suasana, dimana aku merasa menjadi manusia. Manusia yang merdeka. Manusia yang bebas melakukan apa yang aku mau. Beda dengan kondisi sekarang ini. Aku telah terikat! Terikat dengan sebuah hukum sebab-akibat. Sebab, jika aku ingin maju, ada beberapa hal yang perlu dikorbankan, begitu tutur mereka!
Walau, masa-masa itu tlah berlalu. Aku gak mau kehilangan suasana itu!
Semoga dia tetap abadi di dalam kenangan.
Aku butuh suasana-suasana itu!
Tapi,.........
No comments:
Post a Comment