Selasa, Februari 04, 2025

Analisis Inflasi Tahunan Januari 2025: Tren dan Faktor Pendorong

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2025 mencapai 0,76 persen (year-on-year/yoy). Foto: detik

berita-sekejap, JAKARTA
- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Januari 2025 mencapai 0,76 persen secara year-on-year (yoy). Hal ini mencerminkan adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,19 pada Januari 2024 menjadi 105,99 pada Januari 2025.

Inflasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yang turut mempengaruhi pergerakan inflasi secara keseluruhan.

Faktor Pendorong Inflasi

1. Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau

Kelompok ini menjadi penyumbang utama inflasi dengan laju inflasi sebesar 3,69 persen dan memberikan andil sebesar 1,07 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi besar dalam kelompok ini adalah:

  • Minyak goreng: Andil sebesar 0,14 persen.

  • Sigaret keretek mesin: Andil sebesar 0,12 persen.

  • Cabai rawit, kopi bubuk, dan beras: Memberikan andil cukup besar terhadap inflasi.

2. Emas Perhiasan

Selain kelompok makanan, emas perhiasan juga memberikan andil inflasi cukup besar, yaitu sebesar 0,36 persen. Harga emas sering kali dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global dan permintaan domestik.

Faktor Penekan Inflasi (Deflasi)

Meskipun terdapat tekanan inflasi dari kelompok makanan dan emas perhiasan, beberapa sektor mengalami deflasi, terutama:

1. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga

Kelompok ini mengalami deflasi terdalam dengan andil deflasi 1,39 persen. Penyebab utama deflasi dalam kelompok ini adalah penurunan tarif listrik pada Januari 2025.

2. Komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Price)

Komponen harga yang diatur pemerintah mencatat deflasi tahunan sebesar 6,41 persen, dengan andil deflasi sebesar 1,26 persen. Penurunan tarif listrik menjadi faktor dominan dalam komponen ini.

Analisis Berdasarkan Komponen Inflasi

Secara komponen, inflasi terjadi pada hampir semua komponen kecuali komponen harga diatur pemerintah:

1. Inflasi Inti (Core Inflation)

Inflasi inti mengalami peningkatan sebesar 2,36 persen dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 1,51 persen. Beberapa komoditas dominan dalam inflasi inti meliputi:

  • Emas perhiasan

  • Minyak goreng

  • Kopi bubuk

  • Nasi dengan lauk

2. Inflasi Harga Bergejolak (Volatile Food)

Komponen harga bergejolak mencatat inflasi sebesar 3,07 persen dengan andil inflasi sebesar 0,51 persen. Komoditas yang paling berkontribusi dalam kelompok ini antara lain:

  • Cabai rawit

  • Beras

  • Ikan segar

  • Telur ayam ras

  • Daging ayam ras

3. Deflasi pada Komponen Harga Diatur Pemerintah

Deflasi terjadi pada komponen harga yang diatur pemerintah dengan tingkat deflasi tahunan mencapai 6,41 persen. Penurunan harga dalam komponen ini terutama disebabkan oleh penurunan tarif listrik.

Inflasi Berdasarkan Wilayah

Jika ditinjau dari sebaran wilayah, terdapat 30 provinsi yang mengalami inflasi, sementara 8 provinsi lainnya mengalami deflasi.

  • Provinsi dengan Inflasi Tertinggi: Papua Pegunungan mencatat inflasi tertinggi sebesar 4,55 persen.

  • Provinsi dengan Deflasi Terdalam: Gorontalo mengalami deflasi terdalam sebesar 1,52 persen.

Kesimpulan

Inflasi tahunan Januari 2025 mencapai 0,76 persen dengan faktor utama pendorong berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Meskipun demikian, beberapa sektor mengalami deflasi, terutama dari kelompok perumahan dan tarif listrik yang mengalami penurunan.

Dari analisis berdasarkan komponen inflasi, terlihat bahwa inflasi inti dan inflasi harga bergejolak mengalami peningkatan, sementara komponen harga diatur pemerintah mengalami deflasi. Berdasarkan sebaran wilayah, inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan, sedangkan deflasi terdalam tercatat di Gorontalo.

Ke depannya, pengawasan terhadap harga pangan dan faktor eksternal seperti harga komoditas global akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas inflasi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN