Adalah ketika kita
berpura-pura bahagia dan melakonkan tawa tanpa canda
Bicara rindu, jangan pernah
tanyakan itu!
Bicara haru, pun, jangan nyatakan dulu.
Karena yang ku-butuh hanya
jauh,
ketika ada yang memaksa
berjarak tanpa jeda...
Sejauh dan sejadi-jadinya.
Lalu, ketika malam yang
tak biasa, hadir mencekam.
Dalam naungan pelangi yang
enggan bersinar,
aku bisa melihat jelas.
Sejelas masa depan
yang temaram,
Segelap pekat dipenuhi tanya.
Di keremangan itu,
di dinginnya malam berteman
hujan yang turun tipis-tipis.
Kurasakan lelehan
airmata di ujung sepi,
tumpah di balik tirai jendela
yang terbuka.
Menjuntai basah!
Juga, sayup-sayup kuraba,
ada luka yang menganga,
belum sepenuhnya kering.
Masih lembab,
tak menutup
sempurna.
Menggantung lusuh di kawat
jemuran, belakang rumah.
Mirip butiran embun di pagi
hari,
selintas.
Menunggu jatuh.
Terlelap,
aku dibawa ke alam itu.
Tentang kenangan penuh kisah, meski kita tak pernah menginginkannya.
Malang, kita tak mampu menolak.
Hingga muncul tanya, mengapa itu ada?
Mengapa dua terjebak
di dalamnya.
Dan, ketika guntur menggeletar.
Aku tersadar!
Ada yang tak biasa.
Sedikit berbeda? Mungkin!
Ada resah yang menyeruak
mencari ruang.
Mendekap dinding tuk
bersandar, meski sebentar.
Tak butuh lama!
Karena ada yang menghunus
belati di balik sunyi.
Siap beraksi.
Juga was-was yang setia menghampiri.
Mungkin kita sudah
menuntaskan tanpa pernah bersepakat!
Tidak lewat kata.
Tak perlu perpisahan, sebab kita
lupa perjumpaan yang seperti apa.
Lalu serentak setuju “usai”!
Meski tak pernah memulai,
persis ketika hujan turun
lamat-lamat dan senja berganti rupa.
Lalu
kamu bisa apa?
Ups...
bukan kamu,
tapi,
aku!!!
Bisa jadi, tak ada yang tersisa,
meski hanya sepenggal catatan kaki atau ingatan di kaki
langit.
Tentang....
tetiba aku lupa!
Semua jadi berbeda.
Tak
sama,
kendati
hujan di luar sana kerap memanggil nama kita.
Dan
membisikkan segudang kata “rindu”,
Aku gulana.
Karena realitas tlah mengetuk,
tak mungkin lekang dimakan waktu.
Aku gulana.
Karena realitas tlah mengetuk,
tak mungkin lekang dimakan waktu.
Tak
rusak, karena tersimpan rapi dalam format data.
Yang sewaktu-waktu ada jika diperlukan.
Namun
ntah kapan?
Tak ada yang tahu,
pun tak harapkan itu!
Tidak...
*for sweet memory|
No comments:
Post a Comment