Friday, October 02, 2009

Waspadai Topan Parma


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya memperingatkan penduduk di bagian utara Indonesia agar waspada terhadap potensi badai yang bisa saja terjadi dalam tiga hari ke depan (02- 05 Oktober 2009). Badai akan turun berupa hujan lebat disertai angin kencang, dan petir.

Badai tersebut muncul setelah topan Ketsana usai beberapa waktu lalu dengan menewaskan ratusan orang di Filipina. Saat ini pembentukannya sedang terakumulasi di barat Lautan Pasifik. Badai tersebut mulai meningkat menjadi topan besar saat bergerak ke wilayah Filipina dengan kecepatan angin 240 kph (150 mph). Badai itu pada Kamis sore (1/10/09) berada sekitar 600 mil (965 km) tenggara ibukota Manila. Senin lalu, badai tersebut berada di selatan Taiwan.

Menurut ahli meteorologi, badai yang disebut topan ‘Parma’ tersebut diperkirakan akan membawa hujan lebat dan menyebabkan kerusakan properti di wilayah Filipina pada Sabtu, 3 Oktober mendatang. Dampaknya pun bisa mencapai Indonesia.

Topan Parma datang setelah Topan Ketsana menewaskan sedikitnya 246 orang akhir pekan lalu. Menurut Badan Koordinasi Bencana Nasional Filipina, 38 orang masih hilang. Badai tersebut berdampak pada hampir 2 juta orang dan memaksa 567.000 penduduk dievakuasi. 80 persen dari wilayah Manila terendam air setelah diguyur hujan paling lebat dalam 40 tahun terakhir. Kekuatan Ketsana yang telah menurun menjadi badai tropis ini juga menewaskan sedikitnya 74 orang di Vietnam dan sembilan orang di Kamboja.

Dalam situs resmi BMKG disebutkan terjadinya topan 'Parma' di Samudera Pasifik, yakni sebelah timur Filipina. Menurut pengumuman yang dibuat oleh Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG itu, hal tersebut mempengaruhi kondisi atmosfer Indonesia, khususnya sebelah utara khatulistiwa.

Selain itu, kondisi Dipole Mode yang negatif di Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, dan kondisi suhu muka laut di Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik yang masih hangat memberikan suplai air. Hal ini mendukung pertumbuhan awan hujan, terutama di Indonesia bagian Barat dan Utara, serta sekitar garis ekuator.

Adapun wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, menurut BMKG, adalah pesisir barat Sumatera; Sumatera bagian utara, tengah, dan selatan; Jawa bagian barat; Kalimantan; Sulawesi bagian utara dan tengah; Maluku bagian utara dan tengah; serta Papua bagian barat, utara dan timur. (jacko_agun)

No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN