Tuesday, December 29, 2009
2010 Tata Young Semakin Peduli Lingkungan
Tahun depan, sebagai rasa tanggungjawabnya terhadap lingkungan, Tata Young, seorang artis internasional asal Thailand mengaku akan membuat ataupun menyanyikan lagu-lagu bertema lingkungan. Selain itu, ia juga berjanji untuk lebih banyak berkecimpung pada kegiatan-kegiatan lingkungan.
Kesadarannya akan kondisi lingkungan mulai tumbuh, saat ia melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh kerakusan manusia dalam mengekploitasi Bumi. Lalu, saat ia mendapat tawaran berpartisipasi pada kampanye 10 hari “Hari Hijau” di Uni Eropa yang bertepatan dengan pembicaraan perubahan iklim, keberadaannya semakin dikenal. Kampanye tersebut bertujuan untuk kemajuan lingkungan dalam perundingan.
Saat munculnya kerumunan 1.500 penggemar muda di acara tersebut, Tata mengatakan dia berniat membuat setiap individu mendengar tentang perubahan iklim.
"Saya harus memperhatikan perubahan iklim sekarang karena ada banyak hal yang harus dilakukan tentang hal ini dan biasanya kita tidak menyadari kerusakan yang ditimbulkan, misalnya dengan lapisan ozon”, ujar Tata saat melakukan konferensi pers di salah satu hotel di Jakarta.
Atas perhatian tersebut, Tata Young sempat dinobatkan sebagai Duta ozon oleh UNEP, sebuah badan PBB bagi program lingkungan, sejak tahun 2009. Minatnya pada kampanye lapisan ozon dipicu saat ia menyumbangkan waktunya untuk syuting sebuah iklan yang berkaitan dengan ozon sebagai bagian pengumuman layanan publik bagi UNEP tahun lalu.
Tata adalah selebriti hiburan asia terbaru yang tergabung sebagai seniman pecinta lingkungan. Apalagi, di tahun 2006 silam, lewat album “Temperature rising”, lagunya banyak bercerita tentang perlakuan tidak adil pemerintah terhadap lingkungan. Di dalam Konvensi PBB Centre di Bangkok, negosiasi iklim sedang mengalami perlambatan. Bersama dengan aktivis lingkungan, Tata mencoba trik baru guna memperlambat suhu planet yang kian memanas.
“meski lagu-lagu saya belum banyak yang bercerita tentang lingkungan, tapi saya punya keinginan untuk semakin berkonsentrasi pada isu ini, karena saya ingin menyadarkan masyarakat lewat lagu”, ujar Tata.
Dalam album terbarunya “Ready to Love” Tata Young memilih menggunakan bahan kertas daur ulang disertai stiker berjudul "Lindungi Lapisan Ozon". Pemilihan caver ini sebagai wujud perhatiannya terhadap kelestarian lingkungan.
Di penghujung akhir tahun ini, bertempat di salah satu hotel berbintang di Jakarta, Tata Young berkesempatan manggung di Indonesia untuk menghibur penggemar-penggemar beratnya.
Tata Young, lahir di Thailand, 14 Desember 1980 dengan nama Amita Marie Young. Dia adalah anak satu-satunya dari seorang ayah berkebangsaan Amerika Serikat, Tim Young dan ibunya adalah orang yang berkebangsaan Thailand. Tata, panggilan akrabnya, juga penyanyi pop remaja dan wanita yang pandai membuat sensasi dan juga berbakat di negaranya pada waktu mudanya. Hits-hitsnya juga digandrungi anak muda di Indonesia.
“tahun depan, saya berharap kita memiliki dunia yang lebih baik”, tandasnya.(jacko_agun)
Wednesday, December 23, 2009
REDD Tidak Melibatkan Masyarakat Lokal
Koalisi untuk Perubahan Kebijakan Kehutanan medorong agar masyarakat adat dilibatkan saat konsep REDD (Reduced Emissions from Deforestation and Degradation) akan mulai diberlakukan pada tahun 2012 mendatang. Menjelang COP ke 15 di Copenhagen, masyarakat adat ingin agar keberadaan mereka diakui selaku penunggu kawasan yang keberadaannya telah ada sejak dahulu.
Saat ini pemerintah tengah bersemangat melakukan negoisasi mekanisme pengurangan emisi karbon (mekanisme REDD- Reduction Emision from Deforestation and Degradation) dalam forum perserikatan bangsa-bangsa.
“tapi sayang, pemerintah Indonesia tidak mengikutsertakan penduduk lokal sebagai varian, ketika konsep REDD itu akan dilaksanakan. Bahkan beberapa perusahaan mulai ikut-ikutan dalam konsep tersebut” ungkap Andiko, perwakilan dari Koalisi untuk Perubahan Kebijakan Kehutanan.
Tak hanya pemerintah, daya tarik isu REDD membuat pemerintah daerah mulai ikut-ikutan tergiur terutama potensi pendapatan dana dari “jual beli karbon”. Namun semangat pemerintah pusat dan daerah tidak diiringi oleh semangat untuk menyelesaikan masalah-masalah lama sektor kehutanan, yaitu konflik penguasaan, status hukum kawasan hutan yang belum tuntas, kemiskinan dan lain-lain.
“karbon akan menjadi komoditas yang sangat menguntungkan bagi mereka-mereka yang paham, tapi sayangnya masyarakat lokal tidak diberitahu jika kawasan mereka bakal dijadikan percontohan REDD” ujar Andiko menambahkan.
Ironis memang, harusnya Indonesia dapat tampil di meja perundingan bukan dalam bentuk menggadaikan hutannya, jauh lebih baik bila Indonesia memberikan tawaran konsep yang jauh lebih adil. Negara-negara yang menjadi pencemar terbesar selayaknya memiliki tanggungjawab yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Negara yang jauh lebih sedikit.
“sekarang ini seringkali negara-negara maju tidak mau mengurangi kadar emisinya, tapi malah bersikap cuci tangan dengan cara membayar kompensasi terhadap emisi karbon yang telah mereka keluarkan sebelumnya, sementara mereka tidak ada niatan untuk mengurangi kadar emisi yang sekarang” tandasnya.
Negosiasi ini tampaknya akan sia-sia bila tidak diikuti dengan komitmen untuk merubah perilaku untuk mengurangi kerusakan di Bumi yang satu ini. Pesan inilah yang ingin disampaikan oleh Koalisi untuk Perubahan Kebijakan Kehutanan. (jacko_agun)
(source picture: http://earthpeoples.org)
Friday, December 04, 2009
Sajak Ibu
Sebuah perenungan panjang tentang perasaan ibu terhadap anak yang sangat dikasihinya, mengingatkan kapan terakhir kita memberi hormat, berterima kasih untuk membalas budi baiknya.
ibu pernah mengusirku minggat dari rumah
tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata
bila adikku tak bisa tidur karena lapar
ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami
ibuku memberi pelajaran keadilan dengan kasih sayang
ketabahan ibuku mengubah rasa sayur murah jadi sedap
ibu menangis ketika aku mendapat susah
ibu menangis ketika aku bahagia
ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda
ibu menangis ketika adikku keluar penjara
ibu adalah hati yang rela menerima
selalu disakiti oleh anak-anaknya
penuh maaf dan ampun
kasih sayang ibu
adalah kilau sinar kegaiban Tuhan
membangkitkan haru insan
dengan kebajikan
ibu mengenalkan aku kepada Tuhan
solo, 1986
(Sajak Ibu, merupakan penghormatan buat ibu, ditulis oleh Wiji Thukul, peraih Yap Thiam Hien Award 2002.)
Subscribe to:
Posts (Atom)