Menjelajahi Kidzania, merupakan pengalaman baru. Disana anak-anak bisa belajar tentang banyak hal, mulai dari melakukan profesi orang dewasa yang mereka idamkan hingga menghargai nilai mata uang.
...
“Pa, besok kakak mau ke Kidzania”, ujar Caca anak kedua kami, begitu saya tiba di rumah sehabis bekerja, malam itu.
“Kakak berangkat dengan siapa?” tanyaku
“Dengan mama, trus dengan teman-teman sekolah juga”, jawab Caca.
“Gimana perasaan kakak?”
“Senang”
“Ya..., udah, kalo gitu, kakak tidur cepat ya, biar besok bisa bangun pagi, biar gak terlambat berangkatnya”, pintaku.
Demikianlah pembicaraan kami malam itu, sekitar 3 tahun lalu. Saat itu, Caca masih duduk di bangku TK dan kunjungan ke Kidzania jadi pengalaman pertamanya.
Sejatinya, kunjungan ke wahana bermain anak “Kidzania” tak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan istri saya, jadi orang pertama yang bersemangat mengusulkannya lewat Komite Sekolah. Maklum, selama ini kegiatan outing yang digelar pihak sekolah lebih banyak ke arena bermain ruang terbuka, seperti: Jungle Land, Ancol, Taman Mini, Ragunan, dll.
Belakangan setelah melalui diskusi yang cukup alot, semua orangtua siswa pun menyetujui. Bisa dibilang, usulan ini bersifat anti mainstream. Sementara bagi para orangtua, keberadaan Kidzania dengan beragam wahana memiliki daya tarik tersendiri yang layak tuk dicoba. Apalagi, saat itu, Kidzania sedang naik daun.
Selanjutnya, tinggal maju ke kepala sekolah. Setelah mencari waktu yang pas, si mamaw (baca: sebutan bagi istri saya) ditemani beberapa orang pengurus komite akhirnye menjelaskan maksud usulan mereka. Tak dinyana, ide itu pun bersambut.