Monday, October 27, 2014

Kidzania, Bermain Tiada Akhir

Sketsa lokasi Kidzania Jakarta. (sumber: www. kidzania.co.id)

Menjelajahi Kidzania, merupakan pengalaman baru. Disana anak-anak bisa belajar tentang banyak hal, mulai dari melakukan profesi orang dewasa yang mereka idamkan hingga menghargai nilai mata uang.

...
“Pa, besok kakak mau ke Kidzania”, ujar Caca anak kedua kami, begitu saya tiba di rumah sehabis bekerja, malam itu.
“Kakak berangkat dengan siapa?” tanyaku
“Dengan mama, trus dengan teman-teman sekolah juga”, jawab Caca.
“Gimana perasaan kakak?”
“Senang”
“Ya..., udah, kalo gitu, kakak tidur cepat ya, biar besok bisa bangun pagi, biar gak terlambat berangkatnya”, pintaku.

Demikianlah pembicaraan kami malam itu, sekitar 3 tahun lalu. Saat itu, Caca masih duduk di bangku TK dan kunjungan ke Kidzania jadi pengalaman pertamanya. 

Sejatinya, kunjungan ke wahana bermain anak “Kidzania” tak pernah terpikirkan sebelumnya. Dan istri saya, jadi orang pertama yang bersemangat mengusulkannya lewat Komite Sekolah. Maklum, selama ini kegiatan outing yang digelar pihak sekolah lebih banyak ke arena bermain ruang terbuka, seperti: Jungle Land, Ancol, Taman Mini, Ragunan, dll. 

Belakangan setelah melalui diskusi yang cukup alot, semua orangtua siswa pun menyetujui.  Bisa dibilang, usulan ini bersifat anti mainstream. Sementara bagi para orangtua, keberadaan Kidzania dengan beragam wahana memiliki daya tarik tersendiri yang layak tuk dicoba. Apalagi, saat itu, Kidzania sedang naik daun.

Selanjutnya, tinggal maju ke kepala sekolah. Setelah mencari waktu yang pas, si mamaw (baca: sebutan bagi istri saya) ditemani beberapa orang pengurus komite akhirnye menjelaskan maksud usulan mereka. Tak dinyana, ide itu pun bersambut.

Ternyata, bu Eet (baca: Fetriati Patrina) yang jadi kepala sekolah sudah pernah ke Kidzania dengan keluarganya. Menurutnya, kunjungan ke Kidzania sangat penting bagi anak-anak dalam menunjang kecerdasan mereka. Utamanya kecerdasan motorik dan kecerdasan berpikir.

Oh ya, lupa... Saat outing ke Kidzania dilakukan, ternyata sedang ada paket promosi dengan harga terjangkau loh. Lantas, momen itu tidak disia-siakan para ibu-ibu, --yang selalu heboh ketika mendengar ada kata-kata "discount"--. Akhirnya setelah utak-atik tanggal dan bulan, hari baik pun disepakati.

***
Suasana pom bensin, tempat bagi anak-anak bekerja sebagai petugas SPBU, (foto: ist)
Pagi itu, Caca telah bersiap. Wajahnya begitu sumringah, pertanda ingin cepat-cepat berada di Kidzania, bermain bersama teman-temannya. Sarapan pagi yang biasanya lama, sontak berubah cepat. Ekstra kilat.

“Caca udah gak sabar main di Kidzania, pa”, ujarnya.

Selanjutnya, dengan motor butut, saya mengantarkan mereka ke sekolah. Ternyata, sebelum sampai di sekolah, dua bus pariwisata telah terparkir rapi di pinggir jalan. Ya, bus itulah yang akan membawa mereka ke Kidzania.

Sejak mengantarkan mereka pagi itu, saya tak tahu apa yang terjadi setelahnya. Maklum, saya tidak ikut rombongan karena harus masuk kantor. Informasi selanjutnya saya terima, setiba di rumah, pada malam harinya.

Seperti biasa, Caca yang hobi bercerita dengan gaya cadel, mulai membagikan pengalaman pertamanya ke Kidzania. Baginya, bermain di Kidzania, tak ubahnya bermain di dunia nyata. Pasalnya, alat-alat yang digunakan bisa dikatakan relatif mirip dengan aslinya.

“Ya, pa, di Kidzania, Caca sempat jadi petugas pom bensin loh”, ungkapnya.
“Susah gak”, tanyaku
“Ya, susah juga..., selangnya berat, soalnya”, jelasnya.

Saat Caca mulai bercerita, si Mamaw yang sebelumnya di dalam kamar akhirnya ikut nimbrung di ruang tamu. Mamaw menjelaskan bahwa ia tak bisa berbuat banyak saat itu, karena ia dan orangtua lainnya tak diijinkan menemani anak-anak saat bermain.

Peta lokasi Kidzania. (sumber: google)
Mamaw kemudian bercerita, bahwa Kidzania itu berada di lantai 6 Gedung Pacific Place yang beralamat di Jalan Sudirman Jakarta. Selintas, bayangan tentang gedung Pacific Place adalah pusat bisnis megah di tengah kota Jakarta. Namun, siapa sangka jika di gedung itu ada wahana bermain anak.

Karena mereka berada dalam satu rombongan besar, dipastikan tidak ada anak yang tercecer. Sebelum masuk wahana, setiap anak dan orangtua dipasangi gelang khusus sebagai penanda. Gelang tersebut harus selalu digunakan selama berada di Kidzania dan akan dibuka oleh petugas dengan alat khusus ketika akan pulang.

Gelang sebagai tanda untuk masuk ke Kidzania. (foto: ist)
“Ya, pa..., bentuk gelangnya lucu. Pas Caca minta untuk dibawa pulang, gak dikasih sama mbaknya”, tutur Caca.

Untuk kunjungan ini, tiap anak dialokasikan dana sebesar Rp. 150 ribu. Biaya itu ditanggung oleh sekolah, karena merupakan bagian dari fasilitas belajar. Sementara bagi pendamping yang ikut, harus membayar dengan harga yang sama. Biaya itu, sudah termasuk untuk sewa bus pariwisata.

Di Kidzania ternyata ada beberapa kategori harga yang didasarkan pada batasan umur dan pembagian waktu berkunjung. Saat itu, untuk kunjungan di hari kerja, balita berusia 2 - 4 tahun, akan dikenakan biaya Rp. 75.000. Selanjutnya bagi anak -anak berusia 4-13 tahun dibandrol seharga Rp. 110.000. Sedangkan untuk dewasa (diatas 13 th) harus membayar Rp. 90.000.

Sementara di hari Minggu dan libur nasional, harga tiket untuk balita (2-3 th) naik menjadi Rp. 95.000, anak (4-13 th) Rp. 150.000, dan dewasa (diatas 13 th) Rp. 150.000. Untuk saat ini, harga tiket masuk besar kemungkinan sudah terjadi perubahan
Pintu masuk Kidzania (foto: www. tripadvisor.com)
Suasana di dalam Kidzania (foto: ist)
Karena kunjungan dilakukan pada hari kerja, maka setiap anak boleh bermain dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore. Sementara di akhir pekan dan libur nasional, waktu kunjungan lebih pendek, mulai dari jam 9 pagi hingga jam 2 siang. 

Sebelum masuk, setiap pengunjung harus mengikuti tata cara yang telah ditetapkan. Salah satunya terkait pemeriksaan.

“Oh ya, pa, sebelum masuk wahana, kami melewati 2 kali pemeriksaan”, ungkap Mamaw
“Pemeriksaan apaan?”, tanyaku.
“Seperti pemeriksaan di Bandara, pa”, jelas Mamaw.

Mamaw juga menjelaskan bahwa selama di Kidzania, pengunjung tidak dibenarkan membawa makanan dan minuman dari luar. 

“tapi, kalo bawa air putih yang dimasukkan ke tempat minum, masih boleh kok”, kilah Mamaw

Selanjutnya, para pendamping bergegas ke “Parents Lounge”. Maklum, disitu merupakan batas akhir, dimana mereka tidak diijinkan masuk ke arena bermain. Parent Lounge merupakan ruangan besar yang dilengkapi dengan sofa dan meja. Di tempat itu juga disediakan televisi dan 4 unit PC yang terhubung dengan internet. Pun, tak ketinggalan aneka jenis majalah sebagai teman pembunuh sepi sembari menunggu si buah hati usai bermain.

***
Contoh uang Kidzos. (foto: www.samuelthng7.blogspot.com)
Di Kidzania, sebelum masuk ke arena bermain, setiap anak terlebih dahulu harus menukarkan tiket masuk ke bagian penukaran di loket khusus. Selanjutnya petugas loket akan memberikan kartu ATM --disponsori oleh BCA-- kepada masing-masing anak. Kartu ATM digunakan sebagai alat untuk menukar duit yang satuannya disebut Kidzos. Penukarannya pun di lakukan di ATM khusus di sekitar arena permainan.

Nilainya 50 Kidzos. Uang itu bisa digunakan untuk membeli apa saja yang mereka mau, seperti naik bus kota, taxi, cek kesehatan, hingga membuat SIM. Hanya saja, jika uang itu habis, mereka terpaksa harus bekerja untuk mendapat uang kembali Ada beberapa pekerjaan yang ditawarkan, seperti dokter, peneliti, pekerja bangunan (ngecat tembok), pemadam kebakaran, polisi, pilot, wartawan, penyiar radio, pembuat makanan (roti, pizza, mie instan), pekerja pabrik (sepatu, buku tulis, obat), hingga salon kecantikan.

Di Kidzania, penggunaan Kidzos diperlulan untuk mengajar anak-anak tentang profesi. Selain itu anak-anak juga diajarkan untuk menghargai nilai uang. Caranya dengan memilih profesi yang diinginkan dan kemudian mendapatkan upah atas jerih payah mereka. Upah yang mereka dapatkan itu bisa digunakan untuk membeli barang atau menggunakan jasa yang ada di Kidzania.

Tak heran, jika Caca begitu bersemangat menceritakan pengalamannya sebagai petugas SPBU. Meski berat ia dan teman-temannya menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.

Anak-anak berperan sebagai petugas pemadam kebakaran. (foto: ist)
Kemudian, Caca juga bercerita tentang pengalamannya sebagai petugas pemadam kebakaran. Menurut Caca, yang digunakan untuk memadamkan api adalah air benaran. Tak hanya itu, selang dan mobil kebakaran juga di desain seperti bentuk aslinya..

“Ya, pa..., mobilnya beneran. Cuma bentuknya kecil”, jelas Caca

Anak-anak berusaha memadamkan api. (foto: www.kidzania.co.id)
Saat itu, sesuai skenario, api telah melahap sebuah gedung bertingkat tiga, yang dibuat dalam ukuran mini. Tak butuh waktu lama, petugas pemadam kebakaran (baca: caca dan temannya) bergegas menuju lokasi. Dengan sigap, mereka menyemprotkan air untuk memadamkan api, --yang dibuat dari lampu--.

“Tapi, sebelum itu, kami diajari cara pegang selangnya. Satu orang pegang satu selang dan diarahkan ke lampu yang hidup”, ujar Caca bersemangat.

Gerak cepat para petugas cilik itu pun membuat kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Api dapat dipadamkan. Atas usaha mereka memadamkan api, Caca dan teman-temannya kemudian diberi minuman dingin.

“Lumayan pa... Caca dikasih minuman cap kaki tiga. Dingin... Asyiiiik!”, ungkap Caca.

***
Salah satu bentuk promosi Kidzania. (foto: www. kiostix.com)

Sebenarnya, apa sih Kidzania? Dan seperti apa Konsepnya?
Hal itu menjadi pertanyaan standar bagi orangtua yang ingin tahu tentang Kidzania. Untungnya informasi tentang Kidzania cukup banyak di dunia maya.

Mengutip langsung dari laman kidzania.co.id, disebutkan bahwa Kidzania adalah sebuah pusat rekreasi berkonsep “edutainment” yang unik bagi anak-anak usia 2-16 tahun serta orang tuanya. 

Kidzania dibangun khusus menyerupai replika sebuah kota yang sesungguhnya, namun dalam ukuran mini. Kota itu dilengkapi dengan jalan raya, bangunan, ritel juga berbagai kendaran yang berjalan di sekeliling kota.

Di kota itu, anak-anak memainkan peran orang dewasa sambil mempelajari berbagai profesi. Misalnya, menjadi seorang dokter, pilot, pekerja konstruksi, detektif swasta, arkeolog, pembalap F1. Sedikitnya ada 100 jenis profesi dan pekerjaan orang dewasa lainnya. 

Uniknya, seperti telah disinggung di awal tulisan, orang tua tidak diijinkan masuk ke dalam wahana untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan. Namun, orang tua didorong untuk menjadi bagian dari penonton yang berada di luar wahana masing-masing. Hal itu penting untuk mengembangkan inisiatif anak dalam melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Kidzania juga terkenal sebagai tempat bermain yang aman dan interaktif. Pun lengkap dengan unsur pendidikan. Dipandu oleh tenaga terampil, anak-anak dibawa untuk menyelami langsung dunia profesi atau pekerjaan orang dewasa yang selama ini mereka impikan. 

Selain itu, di Kidzania ada tempat yang bernama Urbano's House. Urbano House merupakan tempat bermain khusus yang disediakan bagi anak-anak usia 6 tahun kebawah. Berbeda dengan di wahana lain, orang tua dapat masuk daerah ini dengan anak-anak mereka. Di tempat ini juga disediakan ruang menyusui serta tempat penggantian popok.

***
Logo Kidzania Jakarta
Jika ada yang menanyakan, kapan saya mengetahui tentang Kidzania?
Dengan jujur, saya akan mengatakan bahwa Kidzania mulai booming di Jakarta sekitar tahun 2008 - 2010. Ya, setidaknya itu menurut pengamatan pribadi saya. Maklum, saat itu, saya mengetahuinya lewat miling list, tempat teman-teman kampus berkumpul. Dan, salah satu yang jadi topik hangat saat itu adalah keunikan Kidzania.

Dari teman-teman itu, saya mengetahui, bahwa di Kidzania, anak-anak akan melakukan berbagai pekerjaan orang dewasa. Meski terbilang sulit, anak-anak bakal menyukainya.

Namun dengan harga tiket masuk yang terbilang mahal, membuat saya tidak bersemangat mencobanya. Pasalnya dengan harga segitu, kami bisa menikmati liburan berkualitas dengan mendatangi toko buku atau pergi ke tempat-tempat khusus, seperti Monas, Ancol, museum atau kebun binatang. Hitung- hitung berhemat.

Beruntung, beberapa tahun kemudian, lewat usaha gigih si Mamaw, kunjungan ke Kidzania akhirnya tercapai juga. Menurut saya, itu merupakan hasil dari promosi secara tidak langsung yang saya lakukan beberapa tahun sebelumnya. Namun, bisa juga, karena ia mendapat informasi tambahan dari banyak sumber. Dari teman-temannya, atau dari media sosial, misalnya.

Pelajaran penting yang didapatkan anak saat bermain di Kidzania. (foto: www.kidzania.co.id)
Meski belum pernah berkunjung ke Kidzania, hingga sekarang, saya cukup senang jika anak saya pernah mencobanya. Bahkan, ketika tawaran itu hadir, beberapa waktu lalu, dengan berat hati, saya terpaksa mengabaikannya. Maklum saya harus masuk kantor.

Namun, beberapa hal penting yang masih segar dalam ingatan tentang Kidzania, adalah ketika seorang teman milist yang telah beberapa kali berkunjung ke Kidzania, menceritakan pengalamannya. Menurut dia, di Kidzania, anak-anak memiliki hak-hak untuk mewujudkan keinginan mereka, seperti:
1. Melakukan sesuatu: didasarkan pada gagasan abadi kebebasan, kekuatan untuk bertindak, berbicara, dan berpikir tanpa ada hambatan atau pembatasan.
2. Mengetahui sesuatu: kekuatan penasaran dan eksperimental ketika mendidik diri sendiri. Hak ini menuntut akses terbuka dan pikiran terbuka untuk pencapaian pengetahuan dan pengalaman.
3. Menciptakan sesuatu : Suka berinovasi, bermimpi hal-hal baru. Inilah pola pikir asli untuk merancang proyek-proyek yang efektif dan berharga. Solusi baru untuk masalah manusia dengan pikiran asli dan berguna.

Sementara, itu, anggota milist lain yang kebetulan psikolog menjelaskan, bahwa pola permainan di Kidzania akan mengajarkan hal-hal penting lain, dalam membentuk kepribadian mereka ketika telah dewasa nanti. Pembelajaran itu, antara lain:
1.Memberi.
Dipercaya, anak-anak itu akan terbiasa untuk memberi dan memiliki etika yang kuat. Anak-anak juga akan memiliki kemauan untuk bekerja sama, bekerja sama dalam cara yang jarang dibayangkan.
2. Peduli
Dengan kebersamaan yang tinggi, dipercaya, rasa peduli akan timbul dengan sendirinya. Sesuatu hal yang dibangun atas dasar kesatuan, menjadi titik awal bahwa semua orang pada dasarnya harus saling membantu.
3. Bermain
Kemampuan untuk menjadikan hidup lebih menyenangkan dengan tingkat partisipasi di dalamnya. Hak ini berakar pada kemampuan menikmati hidup, untuk mencurahkan energi dan waktu menuju perjalanan hidup yang menyenangkan dan saling melengkapi satu sama lain.

Lewat informasi milist itu, saya akhirnye mengetahui banyak hal terkait cara mendidik anak. Mengajak anak bermain, sesuai dengan keinginannya, ternyata turut andil dalam membentuk kepribadian dan pola berpikirnya.

***
Ilustrasi sejarah hadirnya Kidzania. (foto: www.kidzania.org)
Tak berhenti sampai disitu, saya juga tertarik untuk mengetahui sejarah Kidzania. Menurut dugaan saya, Kidzania pastinya bukan wahana asli Indonesia, seperti Dufan, misalnya. Dari namanya saja, kesan kebarat-baratan kental terasa. Kuat dugaan, Kidzania merupakan wahana bermain yang telah ada di beberapa negara lain. Mirip-mirip wahana bermain, Time Zone, Disney Land, Legoland yang telah lebih dahulu ada.

Pilihan untuk menjawab teka-teki itu akhirnya saya temukan lewat google. Dari sekian banyak informasi, hanya sedikit yang bercerita secara gamblang tentang sejarah Kidzania.

Salah satunya ada di laman kidzania.co.id. Disitu disebutkan, Kidzania pertama kali didirikan pada tanggal 1 September 1999 di Santa Fe di Mexico City, Amerika Serikat. Pembuatnya, menginginkan agar anak-anak bisa mewujudkan mimpi mereka, menjadi sebuah dunia yang ideal, tempat yang sangat didambakan anak-anak.

Di hari-hari awal dibukanya Kidzania, anak-anak langsung menyambut gembira datangnya sebuah “kota anak-anak”. Sejak kemunculannya, wahana bermain itu pun tak pernah sepi pengunjung.  

Setelah sukses di Santa Fe, lokasi kedua tempat peluncuran Kidzania adalah di Monterrey, Mexico di tahun 2006. Ternyata di tahun yang sama, Tokyo, Jepang juga ikut membuka Kidzania pada bulan Oktober 2006. 

Selanjutnya, seiring waktu, Kidzania akhirnya tiba di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 24 November 2007. Setelah itu, anak-anak dari seluruh bagian di Indonesia membanjiri “kota anak-anak” ini setiap hari untuk mewujudkan keinginan mereka di lingkungan yang aman dan interaktif. 

Pembangunan kota-kota Kidzania lainnya saat ini juga sedang berlangsung, seperti Dubai, Uni Emirat Arab; Osaka, Jepang; dan Lisbon, Portugal untuk menciptakan dunia ideal bagi anak-anak di seluruh dunia. 

***
Kidzania selalu ramai pengunjung. (foto: www.liburananak.com)
Oh ya, balik lagi ke trend hadirnya Kidzania. Hingga saat ini, saya sering takjub mengapa kunjungan ke Kidzania seakan tak pernah sepi. Meski tak menemukan data pasti (baca: lewat internet) berapa jumlah pengunjung Kidzania setiap tahunnya, seorang teman kantor bercerita tentang betapa susahnya mendapatkan jadwal kunjungan ke Kidzania, dalam satu rombongan besar. Pasalnya, teman saya itu sedang berusaha agar TK anaknya bisa masuk ke Kidzania, seperti TK Caca beberapa tahun silam.

Tak hanya itu, seorang teman kantor yang lain juga bercerita, bagaimana ia harus antre untuk  bisa masuk ke Kidzania. Padahal hari dimana ia berkunjung bersama anak dan suaminya, bukanlah akhir pekan.

Selain itu, untuk mengetahui kebenaran informasi itu, iseng-iseng saya googling dengan keyword: “Kidzania selalu ramai” atau”Kidzania tak pernah sepi” dimana setingan waktu pencarian, difokuskan dalam 1 tahun terakhir. Hasilnya menakjubkan. Banyak tulisan yang menceritakan bahwa Kidzania memang tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, dari tulisan-tulisan yang ada, tak sedikit balasan yang menunjukkan keingintahuan mereka tentang program-progam yang ditawarkan Kidzania, hingga apa saja yang harus disiapkan jika ingin masuk kesana.

Popularitas Kidzania sebagai pusat edutainment menurut saya sesuatu yang spektakuler dan patut diacungi jempol. Kidzania telah hadir menyediakan ruang bagi anak-anak Indonesia, setidaknya sejak awal kemunculannya. Padahal, menurut Ika Suwandi, Mayor Kidzania Jakarta, Kidzania tidaklah melakukan promosi secara besar-besaran. Namun, Ika bersyukur Kidzania mendapat banyak tanggapan positif dari masyarakat. 

“Padahal, promosi yang kami lakukan tidak besar. Dari situlah kami ketahui, iklan dari mulut ke mulut cukup ampuh untuk mempromosikan Kidzania”, ungkap Ika seperti saya kutip dari tabloid Nova.

***
Ilustrasi promosi dari mulut ke mulut. (sumber: www.hypeinitiatives.com)
Kini, kedahsyatan promosi dari mulut ke mulut, atau biasa dikenal dengan “word of mouth” tidak bisa dianggap enteng. Para pengusaha dan ahli pemasaran telah membuktikannya. Walaupun dianggap sebagai strategi pemasaran tradisional, cara ini cukup ampuh untuk meyakinkan para konsumen. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa 68% konsumen yang membeli/menggunakan produk, adalah orang yang mendapatkan informasi dari konsumen lain melalui penyebaran berita dari mulut ke mulut.

Strategi pemasaran word of mouth memang tidak pernah dilupakan oleh para pelaku bisnis. Karena pemasaran ini memberikan banyak kemudahan dalam membantu memasarkan sebuah produk atau jasa. Dengan kekuatan rekomendasi pribadi dari rekan maupun orang terdekat, ternyata dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Tak heran jika  pemasaran dari mulut ke mulut, dapat meningkatkan penjualan hingga dua kali lipat.

Soal promosi word of mouth itu sudah saya buktikan sendiri. Meski belum pernah berkunjung ke Kidzania, informasi tentang Kidzania yang saya dapatkan dari teman milis plus pengalaman anak membuat saya yakin, bahwa Kidzania merupakan tempat yang pas untuk mengisi liburan bersama keluarga.

Ilustrasi kehebatan promosi dari mulut ke mulut. (foto:www.startupbisnis.com)
Buktinya, sekitar 4 bulan lalu, ketika seorang teman menanyakan soal lokasi liburan berkualitas bersama keluarga. Dalam sebuah sesi makan siang, di kantor, tanpa berpikir panjang saya mengusulkan, mengapa tidak ke Kidzania saja?

Teman saya itu kemudian berkata, bahwa mahalnya tiket masuk jadi salah satu pertimbangan. Kemudian, saya menjelaskan dengan tiket seharga itu, pengalaman yang didapatkan si anak sangat banyak. Minimal dengan waktu selama 5 jam, si anak bisa mencoba beragam permainan yang akan menambah wawasannya.

“Coba bandingkan dengan jumlah permainan yang bisa dimainkan, kalo misalnya kamu ke dufan dalam waktu 5 jam”, pintaku.
“Pastinya gak banyak. Karena waktu lu akan terpotong dengan lamanya ngantri”, ujarku 
“Benar juga, sih!”, jawabnya.

Singkat cerita, akhir bulan, teman kantor saya itu pergi juga ke Kidzania. Ia kemudian bercerita kepada saya tentang pengalamannya itu. Menurutnya berkunjung ke Kidzania gak ada ruginya. Yang ada, dia malah belajar tentang banyak hal. Tidak hanya sisi hiburannnya saja yang dapat, tetapi juga sisi edukasi, sebagaimana jargonnya Kidzania, yakni “Edutainment”

“Benar bang. Gak terasa kalo kita disana udah 5 jam”, ungkap temanku itu
“Belum anak gw nagih terus minta balik lagi”
“Tuh, kan, apa gw bilang?”, ujarku singkat.

Sementara itu, bagi para pengunjung yang takut kehabisan tiket, karena jumlah yang dibatasi. Kini, tak perlu khawatir. Kidzania telah meluncurkan sistem member card yang salah satu keunggulannya adalah mendapat keutamaan untuk masuk wahana ini.

Oh ya, bicara soal jumlah pengunjung yang dibatasi. Hal itu merupakan nilai lebih Kidzania. Jika di tempat wisata lain, seperti TransStudio atau Dufan, jumlah pengunjungn tidak dibatasi, akibatnya akan ditanggung oleh pengunjung itu sendiri. Otomatis pengunjung lebih lama antrinya dibandingkan main di wahananya. Sementara di kidzania, jumlah pengunjung dibatasi, sehingga walaupun sedang libur panjang, jumlah pengunjung didalam tidak akan sampai berdesak-desakan.

Belakangan, teman saya itu juga mengaku, bahwa banyak teman-temannya yang ingin ke Kidzania, setelah membaca dan melihat foto-foto yang ia publish di laman facebooknya. Inikah yang disebut kekuatan pemasaran mulut ke mulut?

Sepertinya ya. Dari beberapa tulisan di blog, disebutkan bahwa pemasaran dari mulut ke mulut juga tidak membutuhkan biaya, alias gratis dengan hasil yang sangat efektif. Terlebih lagi masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan suka bersosialisasi dan berkumpul hanya untuk sekedar berbagi cerita. Sehingga kesempatan untuk menyebarluaskan informasi sebuah produk atau jasa yang sering mereka gunakan sangat terbuka lebar. 

Sehingga tak heran, jika saya lebih sering membaca tulisan tentang Kidzania, lewat blog, microblogging twitter atau media sosial lainnya. Sementara, iklan Kidzania di media mainstream, seperti koran, radio atau televisi terbilang jarang. Padahal banyak perusahaan yang menghabiskan hingga 1/3 biaya produksi mereka hanya untuk kegiatan pemasaran.

Lalu, setelah saya searching ulang, kebanyakan iklan Kidzania merupakan hadiah lomba dalam bentuk kunjungan ke Kidzania, atau adanya potongan harga/discount dengan besaran tertentu untuk waktu-waktu tertentu pula. Sementara iklan tentang program atau apa saja wahana terbaru di Kidzania, relatif jarang terdengar.

Dengan segala kelebihannya, pemasaran dari mulut ke mulut ternyata bisa menjadi bom waktu bagi perusahaan yang tidak menjaga kualitas produknya. Karena masyarakat akan menyebarluaskan segala berita, baik kelebihan produk maupun kekurangannya. Apabila ada konsumen yang kecewa dengan sebuah produk, maka bukan mustahil jika konsumen tersebut akan mengabarkan hal buruk tersebut kepada rekan dan kerabatnya.

Oleh karena itu, menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan perlu dilakukan.  Demikian, promosi word of mouth memang sudah saatnya dipertimbangkan. Para pemasar dan PR yang sadar betul akan hal ini pastilah sudah membuat strategi untuk dapat melakukan promosi macam ini dengan baik dan efektif. 

***

Caca saaat berada di Kidzania. (foto: mamaw)
Begitu mengetahui, saya menulis tentang Kidzania, Caca anak kedua kami, yang sempat saya tanya-tanya terkait tulisan ini, langsung komentar:

“Pa, kapan kita ke Kidzania lagi?” rengeknya.
“Tenang, mumpung masih dapat diskon, kita coba atur jadwal, ya”, bujukku.

Oh ya, saat ini Kidzania memberikan diskon 30% tiket masuk Kidzania dengan menunjukkan kode seperti dibawah ini ke petugas airport Kidzania. Diskon ini pun masih bisa digunakan hingga 1 November 2014. 


****
Bahan riset :
http://www.kidzania.co.id/index.php?catid=30&artid=73&mnid=113&menu=115
http://edukasi.kompas.com/read/2011/01/28/11451990/Anak.Perlu.Belajar.dari.Pengalaman.Nyata
http://travel.detik.com/read/2012/04/27/144100/1903393/1025/serunya-bermain-belajar-bekerja-di-kidzania
http://travelblog.ticktab.com/2013/07/11/bermain-peran-sambil-belajar-di-kidzania/
http://rudhialfian.blogspot.com/2014/03/belajar-dan-bermain-di-kidzania.html
http://davitputra.net/2013/03/pengalaman-menemani-anak-ke-kidzania-jakarta/
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=15322
https://celotehbojo.wordpress.com/tag/kidzania/
http://www.dunlop.co.id/post/read/258/Tempat-Anak-Menjadi-Orang-Dewasa
http://www.marketing.co.id/pentingnya-promosi-word-of-mouth/
http://www.marketing.co.id/word-mouth-efek-dari-kepuasan-atau-ketidakpuasan/
http://ipan.web.id/strategi-marketing-4-manfaat-dari-promosi-mulut-ke-mulut/
http://www.blogjoko.com/2012/01/cara-promosi-dari-mulut-ke-mulut.html
http://ceuipah.blogspot.com/2012/05/kelebihan-dan-kekurangan-strategi.html

1 comment:

  1. AGENS128 Adalah Situs Judi Online Taruhan Sepak Bola, Casino, Sabung Ayam, Tangkas, Togel & Poker Terpopuler di Indonesia
    Pasang Taruhan Online Melalui Agen Judi Terpercaya Indonesia Agens128, Proses Cepat, Banyak Bonus, Online 24 Jam dan Pasti Bayar!
    Sabung ayam
    sbobet online
    casino online
    tembak ikan
    daftar bisa langsung ke:
    LINE : agens1288
    WhatsApp : 085222555128

    ReplyDelete

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN