Friday, April 14, 2017

"Maaf" Tak Perlu Ditawar!

(source: www.sorryimages.love)

Memohon Maaf, pastinya bukan perkara rumit
Pun tak begitu menarik,
apalagi harus ditunda sedemikian lama.
Kata Maaf, jamak terdengar di ruang-ruang warga.
Belakangan dilekatkan pada prosesi "mengampuni".
Bahkan untuk hal-hal yang tak disengaja, 
diksi “maaf” ditebar ke alam raya.
Alasannya, agar yang dimaksud tidak tawar hati.
Tidak memendam bara.
Tak larut dalam seteru berujung hampa.
Karena seringkali, meminta maaf punya segudang pembenar.
Punya dalil-dalil logika.
Namun bagi saya, memohon maaf tidak butuhkan alasan.
Memohon maaf hanya perlu diaktualisasikan.
Dipraktikkan!
Tanpa ragu, 
secepatnya.
Karena meminta maaf, ibarat ikhlas.
Lakukan secara sadar dan biar semesta yang menentukan.
Sama seperti saat ini.
Dengan kesadaran penuh,
saya mohon maaf,
atas kata dan salah,
atas ketidaknyamanan yang membuat luka.
Atas pertanyaan-pertanyaan tidak menyenangkan.
Atas praduga yang berujung konfirmasi.
Tapi, sudahlah...
Dari lubuk hati terdalam, saya mohon maaf.
Tanpa alasan.
Tanpa pembenaran,
juga tak berharap lebih.
Karena maaf tak perlu ditawar.
Tak juga perlu tipu diri.
Lalu, seperti pepatah tua menyebut
"meminta maaf, buahnya hati jadi tenang"
Menjadi lapang seperti sediakala.
Dan itu yang saya lakukan.
Karenanya, maafkan kawan!
Maafkanlah!


--salam beribu cinta--




No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN