Michel Augustin Francis Siffre adalah seorang penjelajah, petualang, dan ilmuwan bawah tanah Prancis. Michel Siffre. Siffre lahir pada tahun 2009. Lahir (1939-01-03) 3 Januari 1939.
“Pikiran adalah alam semesta tersendiri.”
– Michel Siffre
berita-sekejap, JAKARTA - Pada tahun 1972, seorang ilmuwan asal Prancis bernama Michel Siffre melakukan sebuah eksperimen ekstrem yang sulit dipercaya. Ia mengunci dirinya di dalam sebuah gua yang gelap gulita, sedalam 440 kaki (sekitar 134 meter) di bawah tanah di Texas.
Selama 180 hari, ia hidup tanpa cahaya, tanpa jam, tanpa kontak manusia—dan benar-benar terputus dari dunia luar.
Tujuannya? Untuk memahami bagaimana otak manusia bereaksi terhadap isolasi total dan kehilangan patokan waktu.
Siapa Michel Siffre?
Michel Siffre adalah seorang ahli geologi dan peneliti yang sangat tertarik dengan biologi manusia, terutama dalam kondisi ekstrem. Ia percaya bahwa hubungan antara manusia dan waktu adalah kunci untuk memahami pikiran manusia.
Maka, ia merancang eksperimen radikal: hidup di dalam gua, tanpa sinar matahari, tanpa jam, dan tanpa tahu siang atau malam.
Dunia mengira ia gila. Tapi bagi Siffre, ini adalah misi ilmiah penting.
Dalam gua yang sunyi dan gelap, Siffre hanya ditemani oleh kantong tidur dan peralatan bertahan hidup. Awalnya, ia mencoba mengikuti rasa lapar dan lelah untuk menentukan kapan harus makan dan tidur. Namun tanpa cahaya atau jam, ia mulai kehilangan orientasi terhadap waktu.
Hari-hari terasa seperti kabur. Jam terasa seperti menit, dan sebaliknya. Perlahan-lahan, pikirannya mulai terganggu.
Ketika waktu membelok
Tim peneliti di permukaan bumi memantau semua aktivitasnya. Mereka mencatat apa yang dilakukan Siffre dan membandingkannya dengan waktu sebenarnya. Hasilnya mengejutkan: pada bulan kedua, Siffre mengira baru 24 jam berlalu, padahal sudah hampir 48 jam.
Jam biologis tubuhnya benar-benar berubah. Ia mulai menjalani siklus yang tidak normal: 36 jam terjaga, lalu 12 jam tidur. Ini membuktikan bahwa tanpa cahaya matahari, tubuh manusia menciptakan ritmenya sendiri—dan ritme itu sangat berbeda dari siklus 24 jam yang biasa kita jalani.
Semakin lama di dalam gua, kondisi mental Siffre memburuk. Ia mulai berhalusinasi—melihat bayangan, mendengar suara yang tidak ada, dan merasa ada orang lain di dalam gua. Ia bahkan berbicara dengan serangga untuk mengusir kesepian.
Beberapa gangguan lain yang ia alami:
-
Lupa kata-kata di tengah kalimat
-
Kesulitan mengingat fakta sederhana
-
Emosi naik turun drastis—dari sangat gembira ke sangat putus asa
Siffre menggambarkan pengalamannya sebagai “perlahan-lahan jatuh ke dalam kegilaan.”
Saat waktu menipu pikiran
Setelah 180 hari di dalam gua, Siffre akhirnya dikeluarkan. Tapi yang mengejutkan, ia mengira baru 151 hari yang berlalu. Ia benar-benar kehilangan jejak waktu. Otaknya tidak mampu lagi memperkirakan berapa lama ia telah berada di sana.
Eksperimen ini menunjukkan bahwa waktu bukan hanya sesuatu yang eksternal seperti jam atau matahari. Waktu juga adalah sesuatu yang diciptakan oleh pikiran. Ketika otak kehilangan semua sinyal dari luar, ia menjadi bingung dan menciptakan realitas waktunya sendiri.
Dampak jangka panjang
Meskipun penelitiannya membawa banyak wawasan ilmiah, harga yang harus dibayar sangat mahal. Siffre mengalami kehilangan ingatan permanen. Kesehatan mentalnya butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih. Ia menyebut gua itu sebagai “malam tanpa akhir” yang menghantuinya selama puluhan tahun.
Namun, Siffre tidak berhenti. Ia bahkan melakukan eksperimen serupa di gua-gua lain untuk menguatkan temuannya.
Penemuan Siffre menjadi dasar bagi banyak penelitian modern, seperti:
-
Studi tentang ritme sirkadian (jam biologis tubuh)
-
Persiapan psikologis astronot dalam isolasi luar angkasa
-
Dampak isolasi dalam penjara atau situasi terkurung lainnya
Yang lebih penting, eksperimen ini menantang cara kita memandang waktu.
Apakah waktu benar-benar nyata?
Atau hanyalah konstruksi pikiran?
Siffre menunjukkan bahwa waktu adalah keduanya—dan bahwa pikiran manusia memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk persepsi terhadap dunia.
Michel Siffre membuktikan bahwa ketahanan manusia luar biasa, namun juga sangat rapuh. Pengalamannya di dalam gua menjadi pengingat bahwa dalam keheningan dan keterasingan, kita bisa menemukan kebenaran terdalam tentang diri kita—dan tentang waktu itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar