Thursday, January 07, 2010

Avatar Berpihak pada Pelestarian Alam


Film Avatar, garapan sutradara James Cameron yang telah diputar di bioskop-bioskop di tanah air sejak Desember tahun lalu, memberi arti pentingnya pelestarian lingkungan yang selalu kontra produktif dengan upaya explorasi yang dilakukan manusia.

Film ini banyak dipuji sebagai terobosan dalam hal teknologi pembuatan film karena menggunakan stereoscopic 3D dan menggunakan kamera yang dirancang khusus. Selain itu, di seluruh dunia, Avatar telah mengumpulkan pendapatan sekitar US$ 232.180.000 pada akhir pekan pemutarannya. Bahkan setelah 17 hari di rilis, film ini mencapai pendapatan US$ 1 milyar di box office, membuatnya sebagai film dengan pendapatan tertinggi ketiga sepanjang masa, dan menduduki peringkat lima untuk pendapatan kotor lebih dari $ 1 miliar di seluruh dunia.

Avatar adalah film fiksi ilmiah yang dibintangi oleh Sam Worthington, Zoë Saldaña, Sigourney Weaver, Michelle Rodriguez dan Stephen Lang yang mengambil seting pada tahun 2154 di Pandora, sebuah planet fiktif dalam sistem galaksi. Film ini bercerita tentang kerakusan manusia dalam mengeksploitasi cadangan mineral berharga demi dalih penyelamatan Bumi.

Perlawanan terjadi ketika Na'vi, ras-humanoids pribumi Pandora menolak kedatangan manusia Bumi yang hendak menghancurkan tempat tinggal mereka yang juga dianggap keramat. Habitat mereka yang berada di bawah sebuah pohon besar dan saling berkaitan, ternyata memiliki keunikan dan daya magic tersendiri.

Melawan ekspansi penjajah “dunia atas”, sebutan bagi manusia bumi yang datang dengan pesawat besar, menjadi daya tarik film ini. Dikisahkan, manusia akhirnya memilih Pandora sebagai tempat cadangan energi Bumi, karena di Pandora ditemukan Unobtainium, mineral berharga yang berguna menyelamatkan Bumi dari krisis energi.

Satu kilo mineral ini seharga US$20 juta. Tentunya sangat mahal jika dibeli dari agen-agen penjualnya. Sementara di Pandora, kandungan mineral ini melimpah dan gratis. Hanya saja, persoalan makin rumit, ketika diketahui mineral itu berada tepat di bawah pemukiman komunitas Na’vi yang hidupnya sangat tergantung pada alam.

Adalah Jake Sully (Sam Worthington), mantan angkatan laut Amerika yang cacat akibat perang dipilih berpartisipasi dalam program Avatar, yang memungkinkannya bisa berjalan kembali. Avatar sendiri merujuk pada fungsi seperti tubuh Na'vi, tetapi dikendalikan dari jauh dengan pikiran manusia. Jake dipilih menggantikan posisi sang kakak yang telah lebih dahulu meninggal dalam misi avatar sebelumnya. DNA-nya yang mirip dengan sang kakak dianggap mampu mengendalikan avatar kakaknya.

Jack berangkat ke Pandora dalam gabungan besar pasukan menuju sebuah hutan di Pandora yang dijadikan pangkalan angkatan bersenjata manusia Bumi. Pandora merupakan kawasan hutan yang dihuni oleh suku Na’vi, -- mirip seperti manusia-- dan berbagai macam makhluk hidup, sebahagian indah dan sisanya menakutkan. Saat manusia mencoba memasuki Pandora untuk meneliti kandungan mineral yang ada disana, suku Na’vi memerintahkan para prajuritnya untuk melindungi negerinya dari ancaman.

Berhubung manusia tidak dapat menghirup udara di negeri Pandora, mereka pun menciptakan makhluk mirip suku Na’vi yang mereka sebut sebagai Avatar. Di Pandora, dengan tubuh Avatar, Jake dapat berjalan kembali. Di hutan Pandora, Jake melihat banyak keindahan dan bahaya. Ia juga bertemu dengan wanita muda Na’vi bernama Neytiri (Zoe Saldaña).

Berjalannya waktu, Jake berbaur dengan suku Na’vi dan jatuh cinta kepada Neytiri, anak kepala suku. Di Pandora ia juga belajar banyak tentang kehidupan suku Na’vi yang sangat menghargai alam sebagai tempat tinggal mereka. Digambarkan bahwa alam memberi mereka makan dan juga perlindungan. Lingkungan yang asri dan hijau menjadi pemikat yang akan membawa daya khayal kita tentang indahnya hutan rimba.

“film ini banyak bercerita tentang pentingnya lingkungan dan bagaimana suku yang mendiaminya memanfaatkan alam secara arif”, ujar Vitry Novianty, salah seorang penggemar film.

Selanjutnya, Jake terjepit antara tujuannya sebagai mata-mata dalam misi militer dengan keterlibatannya pada suku Na’vi, yang telah mengangkatnya menjadi bagian dari mereka. Jake dipaksa untuk menentukan pilihan yang akan menentukan nasib Bumi dan kelanjutan suku Na’vi.

Pada akhirnya, Jake memutuskan untuk bergabung dengan komunitas Na’vi berperang dengan teman-temannya sendiri yang notabene manusia Bumi, demi menyelamatkan kelangsungan hidup suku Na’vi. Jake sedih melihat sepak terjang manusia Bumi yang begitu brutal dan membabi buta memporakporandakan tempat tinggal suku Na’vi. Ia menyadari betapa alam telah menjadi penopang dan penolong kehidupan suku Na’vi.

Film produksi “20th Century Fox” berdurasi 160 menit yang dirilis di Amerika pada 18 Desember 2009, telah memberi pelajaran penting tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan agar tetap lestari, karena bagaimanapun alam dan lingkungan memiliki arti penting bagi kelanjutan makhluk hidup. Alam menjadi tempat dimana kita hidup dan kita sangat tergantung padanya. Terjadinya penurunan kualitas Bumi akhir-akhir ini, menjadi pertanda betapa alam telah berada pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan.

Sungguh, menikmati adegan demi adegan yang begitu menakjubkan, memanjakan penonton yang haus akan kedahsyatan visual efek. Pun, dengan cerita tentang perseteruan antara keserakahan dan perjuangan menuntut hak menjadikan film ini layak untuk di tonton.

“salah satu kelemahan film ini adalah, tak henti-hentinya penonton dibuat takjub dengan perpaduan efek visual dengan kondisi riil. Sebuah perpaduan yang tanpa cacat. Penonton juga dibuat tak bisa bergerak, karena sedikit saja meleng, visualnya langsung berubah”, pungkas Vitry. (jacko_agun)

(foto:www.scificool.com)

1 comment:

  1. Saya harus nonton he he he ... sebagai pecinta lingkungan yang beginner, film ini akan menambah motivasi saya untuk semakin belajar tentang lingkungan sekaligus menguatkan komitment untuk terus semakin mencintai lingkungan, menularkan semangat green, dan merintis hidup atau gaya hidup yang semakin green.

    Terima kasih atas sinopsis yang sangat menarik. Juga, salam kenal...semoga kita semakin dipertautkan lewat media blogger ini.

    ReplyDelete

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN