Saturday, May 16, 2020

Selayang Pandang Coronavirus

16 Mei 2020, virus corona telah menginfeksi 4,705,668 penduduk dunia dan menewaskan 311,877 orang. Source: https://phmovement.org/
Association of Health Care Journalists (AHCJ) menegaskan coronavirus merupakan keluarga virus, beberapa di antaranya menyebabkan penyakit pernapasan pada manusia. Virus itu memperlihatkan halo seperti mahkota, ketika dilihat di bawah mikroskop elektron, dan karena itulah ia disebut Coronavirus.

Saat ini, coronavirus telah ditemukan di tubuh hewan, seperti unta, kucing dan kelelawar. Beberapa diantaranya telah melompat ke manusia, penyebaran yang didefinisikan oleh para ahli epidemiologi sebagai "zoonosis."

Sebelum Desember 2019, diketahui ada enam jenis coronavirus yang menyebar di antara orang-orang. Empat jenis diantaranya menyebabkan pilek (flu). Satu jenis coronavirus menyebabkan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), penyakit yang muncul di Cina pada tahun 2002, dan sisanya menyebabkan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).

SARS diketahui menginfeksi sekitar 8.000 orang dan telah membunuh sekitar 800 jiwa. Sementara MERS yang muncul di Arab Saudia pada 2012 telah menyebabkan 2.500 orang dirawat dan menewaskan 860 orang.

Virus yang menyebabkan SARS dan MERS kini tidak mudah menular di antara orang-orang, dan penyebarannya telah berhasil dikendalikan, pasca ditemukannya antivirus untuk penyakit tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat tidak ada penyebaran SARS sejak 2003 hingga sekarang. WHO memperkirakan virus SARS berasal dari kelelawar, kemudian melompat ke kucing luwak, dan kemudian ke manusia. Sementara MERS diyakini telah berpindah dari unta ke manusia.

Pada Desember 2020, coronavirus lain muncul yang diketahui memiliki beberapa gen yang mirip dengan SARS, dan karenanya dinamai SARS-CoV-2019, oleh WHO.

Pemahaman tentang virus ini terus berkejaran dengan waktu, mengingat penyakit COVID-19 telah berkembang begitu luas setiap harinya. Para ilmuwan bahkan harus berlomba untuk memahami betapa menularnya virus itu, berapa lama masa inkubasi, tingkat morbiditas dan mortalitasnya, termasuk bagaimana penularannya bisa terjadi di antara manusia.

Laporan WHO terbaru menunjukkan bahwa tingkat mortalitas rata-rata untuk COVID-19 adalah 3,4%, tetapi jumlah ini terus berkembang.

Pada 30 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan  virus 2019-nCoV, sebuah coronavirus yang mengakibatkan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Lalu pada 10 Maret. WHO menyatakannya sebagai pandemi. Sebelumnya, pandemi terakhir yang diumumkan WHO adalah flu babi pada tahun 2009.

Selanjutnya, bagi anda yang merasa ada informasi yang terlewat ataupun informasi terbaru terkait penyakit menular Covid-19, silahkan menghubungi Bara Vaida dari Association of Health Care Journalists (AHCJ) di bara@healthjournalism.org.

No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN