Sunday, August 16, 2015

Redemption Song, Merdekakan Pikiran Dari Perbudakan!

(source : www.pinterest.com)

“Won't you help to sing
These songs of  freedom?
'Cause all I ever have
Redemption songs
All I ever had
Redemption songs”
~ Bob Marley

Sebagai penggemar reggae, tak salah jika lagu “Redemption Song” milik Robert Nesta "Bob" Marley, penyanyi, penulis lagu sekaligus musisi Jamaika menjadi pilihan yang pas dalam menikmati momen istimewa seperti HUT Kemerdekaan RI ke 70. 

Bob Marley, begitu ia dikenal, merupakan satu dari sekian banyak penyanyi Jamaika yang sangat melegenda. Bob yang mengawali karirnya di musik reggae pada tahun 1963 ketika bergabung dengan grup “The Wailers” akhirnya berhasil mencapai ketenarannya. Lagu-lagunya yang begitu karismatik dan sangat sederhana telah memikat, tidak saja masyarakat Jamaika, namun juga seluruh penduduk dunia. 

Sayangnya, tak lama berbagung dengan “The Wailers”, pada tahun 1974, ia memilih hengkang. Akhirnya ia pun memulai debut solo karirnya. Album Exodus yang diproduksi pada tahun 1977 merupakan buah dari karirnya sebagai penyanyi single. Saat itu, penjualan kasetnya berhasil mencapai 75 juta copy. Sebuah angka yang fantastis pada jaman itu, yang hingga kini sulit dicari tandingannya.

Reggae, kini telah menyebar ke seluruh dunia. Liriknya yang sederhana dibalut alunan musik yang mendayu-dayu, seakan mengajak siapapun yang mendengarkan untuk berdendang sembari menggoyangkan anggota badan.

Reggae yang oleh banyak kalangan diakui sebagai musik asli Jamaika, memang memberikan perspektif yang berbeda. Reggae muncul sebagai bentuk keprihatinan akan kondisi sosial yang terjadi di Jamaika. Reggae juga berbicara tentang pemberontakan. Maklum, perilaku korup pemerintah, sementara sebagian rakyatnya berada dalam kemiskinan, membuat kesenjangan begitu terasa. Berbagai permasalahan itu memunculkan reggae sebagai musik yang menuntut adanya keadilan. 

Bob marley merupakan seorang penggagas ide berjuang lewat lagu. Dan, salah satu karya Marley yang sangat fenomenal serta memberi pengaruh besar bagi saya adalah lagu “Redemption Song”.

Jika mendengar Redemption Song, sekilas tak ada bedanya dengan lagu-lagu Bob Marley lainnya. Selain sisi akustiknya yang kental, lagu ini juga memiliki makna yang sangat dalam. Lagu ini berisi tentang ajakan untuk berubah. Berubah dari mental budak melalui pikiran dan kerja keras sendiri.

Salah satu liriknya adalah "emancipate yourselves from mental slavery, none but ourselves can free ourmind." 

Suatu pesan yang sangat kuat, di hari bersejarah, seperti peringatan kemerdekaan RI yang ke-70. Sebuah pesan mengajak setiap warga negara Indonesia untuk berubah. Berubah dari mental budak, menjadi mental pejuang. Pejuang yang mau berkorban demi negaranya dan bangsanya.

Sayangnya, tak banyak yang mengetahui lirik Marley itu. Redemtion Song atau Lagu Pembebasan, identik juga dengan “freedom”. Freedom berbicara tentang kemerdekaan. Lewat lagu, Marley  menyuarakan kebebasannya, kemerdekaan, bangkit dan melawan berbagai penindasan yang kerap terjadi.

Dan, di lagu itu, dijelaskan dengan sangat lugas, bahwa musuh utama manusia itu adalah diri sendiri. Pasalnya, melawan diri sendiri tidaklah mudah. Pertarungan yang mampu menyadarkan, bahwa kerap kali, pola pikir kita salah. Karena itu dibutuhkan motivasi. Motivasi yang mencerahkan, dan memerdekakan. 

Ketika lagu itu ditulis, Bob Marley sedang berjuang melawan kanker yang menyerangnya. Dan untuk mengalahkan penyakit itu, ia yakin dirinya mampu melawannya. Namun sayang, kehendak berkata lain. Bob Marley akhirnya meninggal di Miami, Florida, Amerika Serikat pada 11 Mei 1981. Dan diantara sederet peninggalannya, Marley ingin setiap manusia itu merdeka, bahkan sejak di dalam pikiran. (Jacko Agun)


No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN