(Salah satu slogan AJI, Perjuangkan Upah Layak Jurnalis) |
7 Agustus 2015, tepatnya 21 tahun silam, di Desa Sirnagalih, Bogor, organisasi jurnalis independen pertama berdiri di Indonesia. Kehadirannya merupakan bentuk pemberontakan dan perlawanan terhadap rejim Orba yang otoriter. Saat itu, beberapa pendiri AJI (Aliansi Jurnalis Independen) bahkan harus merasakan dinginnya jeruji besi, karena dianggap berseberangan dengan pemerintah dan dituding melakukan kegiatan subversif. Tabloit "Suara Independen" yang jadi produk unggulan jurnalistik AJI pun dilarang beredar. Maklum isinya memang kebanyakan mengkritik pemerintah. Tabloit itu akhirnya beredar hanya dikalangan terbatas (jurnalis, aktivis, mahasiswa) secara klandestin.
Seiring bergulirnya waktu, perjuangan AJI kian menemukan bentuknya. 3 pilar utama AJI, yakni kebebasan pers, profesionalisme jurnalis dan kesejahteraan jurnalis menjadi PR besar yang dihadapi pers masa kini. Dan AJI berdiri di garda paling depan untuk memperjuangkannya. Meski, belum menunjukkan hasil yang maksimal, kampanye-kampanye yang didengungkan AJI, sedikit banyak mendapat respon positif. Sebut saja, kampanye Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis, Kebebasan Berekspresi, Upah Layak Jurnalis, Pers Harus Berserikat, hingga Tolak Suap jadi slogan penanda AJI. Selain itu, AJI juga merupakan organisasi jurnalis satu-satunya yang diakui dan diijinkan bergabung dengan IFJ (International Federation Of Journalists), lembaga organisasi jurnalis dunia.
Di usia yang tak lagi muda, tantangan yang dihadapi AJI semakin kompleks. Jika dulu, musuh bersamanya adalah pemerintah yang otoriter, kini musuh utamanya adalah para pemilik modal yg memanfaatkan medianya untuk kepentingan pribadi/ kelompok tertentu. Selain itu, pola-pola kekerasan yang dilakukan terhadap jurnalis juga masih menyisakan beban berat bagi AJI.
Di hari jadi yang ke 21 ini, AJI berjanji untuk terus berjuang menjaga kebebasan pers, bekerja profesional, tetap independen, berintegritas dan bermanfaat bagi kehidupan pers di Indonesia.
Met ultah AJI!
note: mulai bergabung dengan AJI di tahun 2005, tapi kenal AJI sejak masih di kampus tahun 99. Karena gerakannya yang sangat progresif, tak heran jika kebanyakan anggota AJI memiliki background aktivisme yang kuat. Pun, tak sedikit yang berlatar belakang gerakan kiri.
No comments:
Post a Comment