(foto ilustrasi. sumber: https://i.ytimg.com/) |
Dunia penyelaman kembali berduka. Romain Didier Pierre, diver asal Prancis, meninggal usai menyelam di perairan Gili Air, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kejadian itu sendiri terjadi pada Jumat (20/11), sekitar pukul 09.00 WITA.
Keterangan saksi mata yang berhasil dikumpulkan polisi menyebut pria kelahiran 26 April 1987 itu menyelam bersama rekannya didampingi dive master bernama Ricardo.
Pagi itu mereka menyelam hingga kedalaman 19 meter untuk melihat keindahan bawah laut Gili Air. Puas menyelam, mereka naik ke permukaan. Namun sebelum tiba di permukaan, terlebih dahulu mereka melakukan “safety stop”, sebagai upaya untuk menghilangkan nitrogen di dalam jaringan tubuh. Safety stop mereka lakukan di kedalaman 5 meter selama 3 menit.
Saat di kedalaman 5 meter, korban sudah kelihatan lemas, sehingga dive master terpaksa menarik korban keatas. Korban selanjutnya dinaikkan ke atas "boat" dan sempat melakukan pertolongan pertama. P3K dilakukan oleh temannya yang bernama Ruben hingga sampai di daratan.
Sementara itu, Kepala Polisi Sektor Pemenang, AKP Dewa Made Oka Supartha, di Lombok Utara, seperti dikutip dari beritasatu.com membenarkan peristiwa tersebut.
"Benar ada wisatawan Prancis yang meninggal dunia setelah menyelam. Jenazahnya sudah dititipkan di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat," katanya.
Diketahui, korban akhirnya meninggal ketika dalam perjalanan menuju Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pemenang.
Begitu mengetahui ada warga Prancis yang menjadi korban, petugas polsek segera menghubungi konsulat Prancis terkait peristiwa tersebut.
"Rencananya otopsi korban akan dilakukan setelah ada konfirmasi dari pihak keluarga," pungkasnya.
Potensi Lombok Utara
Selama ini, keindahan bawah laut Kabupaten Lombok Utara menjadi primadona untuk menarik wisatawan asing. Data Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Utara mencatat sebanyak 75 persen wisatawan mancanegara berkunjung ke tempat itu. Beberapa lokasi yang kerap didatangi, diantaranya: Gili Matra, Gili Indah, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Pada 2014, wisatawan yang datang khusus untuk menyelam sebanyak 62.827 orang. Jumlah itu sudah termasuk wisatawan lokal. Angka itu relatif sedikit, jika dibanding dengan kunjungan wisatawan mancanegara untuk snorkeling yang jumlahnya 290.014.
Sejauh ini, kegiatan snorkeling telah menjadi kegiatan yang paling diminati. Lokasinya berada di perairan Gili Air dan Gili Meno. Tarif untuk snorkeling dipatok Rp 100 ribu dan untuk penyelaman Rp 750 ribu per orang.
Kawasan Gili menjadi lokasi yang pas untuk menyelam, karena airnya yang jernih sehingga visibilitas cukup baik. Selain itu, aneka jenis terumbu karang dan ikan juga cukup banyak. Untuk karang saja, sedikitnya terdapat 450 jenis, terutama karang biru (Helioporacourulea) dan Anacropora.
Diperkirakan, setiap hari ada 500 wisatawan yang datang ke Lombok Utara langsung dari Bali. Mereka menggunakan sekitar 18 kapal cepat. Kedatangan wisatawan itu menghasilkan pajak hotel dan restoran ke pemerintah Lombok Utara sebesar lebih Rp 35 miliar setahun. Angka yang cukup besar sebagai penyumbang devisa bagi daerah yang mengutamakan sektor wisata sebagai kegiatan utama. (jacko agun)
Keterangan saksi mata yang berhasil dikumpulkan polisi menyebut pria kelahiran 26 April 1987 itu menyelam bersama rekannya didampingi dive master bernama Ricardo.
Pagi itu mereka menyelam hingga kedalaman 19 meter untuk melihat keindahan bawah laut Gili Air. Puas menyelam, mereka naik ke permukaan. Namun sebelum tiba di permukaan, terlebih dahulu mereka melakukan “safety stop”, sebagai upaya untuk menghilangkan nitrogen di dalam jaringan tubuh. Safety stop mereka lakukan di kedalaman 5 meter selama 3 menit.
Saat di kedalaman 5 meter, korban sudah kelihatan lemas, sehingga dive master terpaksa menarik korban keatas. Korban selanjutnya dinaikkan ke atas "boat" dan sempat melakukan pertolongan pertama. P3K dilakukan oleh temannya yang bernama Ruben hingga sampai di daratan.
Sementara itu, Kepala Polisi Sektor Pemenang, AKP Dewa Made Oka Supartha, di Lombok Utara, seperti dikutip dari beritasatu.com membenarkan peristiwa tersebut.
"Benar ada wisatawan Prancis yang meninggal dunia setelah menyelam. Jenazahnya sudah dititipkan di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat," katanya.
Diketahui, korban akhirnya meninggal ketika dalam perjalanan menuju Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pemenang.
Begitu mengetahui ada warga Prancis yang menjadi korban, petugas polsek segera menghubungi konsulat Prancis terkait peristiwa tersebut.
"Rencananya otopsi korban akan dilakukan setelah ada konfirmasi dari pihak keluarga," pungkasnya.
Potensi Lombok Utara
Selama ini, keindahan bawah laut Kabupaten Lombok Utara menjadi primadona untuk menarik wisatawan asing. Data Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Utara mencatat sebanyak 75 persen wisatawan mancanegara berkunjung ke tempat itu. Beberapa lokasi yang kerap didatangi, diantaranya: Gili Matra, Gili Indah, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Pada 2014, wisatawan yang datang khusus untuk menyelam sebanyak 62.827 orang. Jumlah itu sudah termasuk wisatawan lokal. Angka itu relatif sedikit, jika dibanding dengan kunjungan wisatawan mancanegara untuk snorkeling yang jumlahnya 290.014.
Sejauh ini, kegiatan snorkeling telah menjadi kegiatan yang paling diminati. Lokasinya berada di perairan Gili Air dan Gili Meno. Tarif untuk snorkeling dipatok Rp 100 ribu dan untuk penyelaman Rp 750 ribu per orang.
Kawasan Gili menjadi lokasi yang pas untuk menyelam, karena airnya yang jernih sehingga visibilitas cukup baik. Selain itu, aneka jenis terumbu karang dan ikan juga cukup banyak. Untuk karang saja, sedikitnya terdapat 450 jenis, terutama karang biru (Helioporacourulea) dan Anacropora.
Diperkirakan, setiap hari ada 500 wisatawan yang datang ke Lombok Utara langsung dari Bali. Mereka menggunakan sekitar 18 kapal cepat. Kedatangan wisatawan itu menghasilkan pajak hotel dan restoran ke pemerintah Lombok Utara sebesar lebih Rp 35 miliar setahun. Angka yang cukup besar sebagai penyumbang devisa bagi daerah yang mengutamakan sektor wisata sebagai kegiatan utama. (jacko agun)
No comments:
Post a Comment