...
Malam ini saya tertarik mengupas tentang "blind spot", setelah seorang teman posting bahayanya blind spot saat berkendara. Disebutkan, blind spot mengharuskan pengemudi ekstra waspada, terutama saat belok atau parkir mundur. Pasalnya, blind spot dinilai memiliki risiko yang sangat tinggi dan menjadi salah satu faktor utama penyebab kecelakaan.
Oh ya, mungkin sudah banyak yang pernah mendengar istilah blind spot. Secara sederhana blind spot adalah titik buta, dimana kita tidak bisa mengetahui keberadaan hal lain disekitar kita. Jika dianalogikan, blind spot merupakan hilangnya penglihatan atau terbatasnya pandangan karena terhalang bidang.
Sementara dari sisi kedokteran, blind spot adalah daerah kecil berbentuk oval berwarna putih pada retina mata di bidang visual yang berhubungan dengan diskus optikus atau kepala saraf optik dari mana saraf optik muncul. Daerah itu tidak sensitif terhadap cahaya karena tidak memiliki ujung saraf yang responsif terhadap cahaya (reseptor cahaya), sebagaimana terlihat melalui optalmoskop.
Blind spot tidak terlihat dengan kedua mata terbuka karena bagian dari bidang visual yang berisi blind spot dari satu mata tumpang tindih dengan area peka cahaya di mata lainnya.
Karena memang benar-benar buta, maka hal itu sangat beresiko memunculkan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, ekstra waspada diperlukan dalam berkendara, baik saat menggunakan sepeda motor maupun mobil.
Khusus untuk kendaraan, blind spot bisa terjadi karena berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk faktor dari dalam, bentuk dan desain kendaraan ditambah ketika membawa barang berlebih yang menutupi daya pandang ke bagian belakang juga bisa menimbulkan blind spot.
Sedangkan untuk faktor luar, bisa terjadi karena beragam hal, diantaranya jarak pandang terhalang kendaraan yang lebih besar, faktor cuaca (seperti hujan, badai, kabut), faktor lingkungan yang kita lewati.
Selain beberapa faktor di atas, ada faktor yang lebih penting dan berpotensi besar menimbulkan blind spot. Kasus blind spot yang terjadi pada kendaraan roda empat, diketahui ada hubungan linear antara dimensi dan bentuk mobil yang dikendarai. Jika menggunakan mobil berukuran besar, dipastikan area blind spot-nya juga besar. Otomatis, bahaya atau potensi kecelakaan semakin tinggi.
Sementara itu, dari banyaknya ragam jenis mobil yang dipasarkan di Indonesia, yang paling kecil area blind spot-nya adalah mobil model city car. Dengan dimensi yang lebih kecil, city car kian digandrungi karena menyisakan jarak pandang yang lebih baik dari model lainnya.
Demikian tadi, poin-poin penting dari postingan seorang teman terkait blind spot yang dihubungkan dengan keamanan dalam berkendara. Lalu, apa jadinya jika blind spot terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam kondisi yang lebih riil?
Pengalaman membuktikan, bahwa kita juga kerap mengalami blind spot, sebuah peristiwa yang membuat kita tidak mengetahui apa saja hal-hal yang berpotensi mengancam kehidupan.
Lalu, saya teringat pada petinju legendaris yang tak bisa lepas dari kehadiran seorang pelatih. Pelatih yang dapat melihat secara jelas, progres yang dicapai selama latihan dilakukan.
Petinju itu adalah Muhammad Ali, yang memiliki nama lahir, Cassius Marcellus Clay, Jr. Ali merupakan sosok yang sangat dikagumi sepanjang masa, karena karirnya di dunia tinju. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi Sportsman of the Century oleh "Sport Illustrated" karena menjadi juara sebanyak 3 kali dalam laga "Juara Dunia Tinju Kelas Berat".
Ali ternyata bukan siapa-siapa jika tak bertemu dengan Angelo Dundee. Belakangan nama Dundee tidak bisa dipisahkan dari Ali, meski sepanjang kariernya ia pernah melatih 15 juara dunia, termasuk Sugar Ray Leonard, George Foreman, dan Jimmy Ellis. Dundee yang lahir di Philadelphia itu bertemu Ali setelah menyabet medali emas Olimpiade 1960 di Roma.
Dundee juga yang membantu Ali memenangkan pertandingan kelas berat pertamanya melawan Sonny Liston pada 1964. Dundee menjadi tokoh penting di balik kemenangan Ali atas Henry Cooper dalam pertandingan di London pada 1963.
Ketika memberikan masukan kepada Ali, Dundee selalu berada di sudut netral di pojok ring. Ia melihat langsung jalannya pertandingan dari dekat, tidak dari jauh. Ketika memberi masukan dan kritik, dundee juga melakukan secara jelas dan tanpa ragu.
Angelo Dundee (baca: orang paling berpengaruh di hidup Ali) akhirnya meninggal pada 1 Februari 2012, di usia 90 tahun, setelah menghadiri ulang tahun Muhammad Ali ke 70 pada 17 Januari 2012 di Lousville Kentucky AS. Persahabatan dan ketulusan Dundee yang membuat Ali jadi perkasa. Selain itu, Ali selalu mendengar nasihat Dundee dengan sabar. Nama Dundee pun terukir di hati Ali dan para pendukung Ali.
Persahabatan Ali dan Dundee menunjukkan, jika Ali bukan siapa-siapa tanpa pelatih yang tepat. Ali juga memastikan bahwa ia membutuhkan orang lain untuk melihat hal-hal yang jadi kekurangannya.
Sementara ada orang yang melihat dan mengoreksi keburukan kita, maka syarat yang dibutuhkan adalah kita harus tetap terbuka terhadap kritik dan saran, meskipun kadang menyakitkan.
Namun sayang, kebanyakan manusia lebih mau mendengar yang baik-baik saja, ketimbang secara dewasa menerima sebuah kritikan. Padahal, kritik yang akan mendewasakan diperlukan untuk menyadarkan akan sebuah kelemahan.
Berkaca dari persahabatan Ali dan Dundee, setidaknya ada hal menarik yang perlu disikapi. Pertama, jika mereka disuruh bertanding, maka dipastikan Angelo Dundee tidak akan pernah menang melawan Ali. Lalu pertanyaan muncul, mengapa Ali butuh pelatih, jika secara nyata ia lebih kuat dan lebih bertenaga dari pelatihnya?
Kedua, ternyata Ali butuh pelatih, bukan karena Dundee lebih hebat, tapi karena ia membutuhkan seseorang yang mampu melihat hal-hal yang tidak bisa ia lihat. Hal-hal yang berada diluar kendalinya. Hal-hal yang menjadi titik lemahnya.
Apa-apa yang tidak bisa kita lihat dengan mata sendiri disebut blind spot atau titik buta. Kita hanya bisa mengatasi blind spot dengan bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidup ini dibutuhkan seseorang yang berfungsi sebagai pengawal dan penuntun. Perannya mirip malaikat penjaga. Ia juga yang akan mengingatkan, seandainya prioritas hidup kita mulai melenceng.
Secara sederhana, selalu dibutuhkan orang yang akan menasihati, mengingatkan dan menegur kita. Sehingga, jika kita melakukan sesuatu hal yang keliru, yang mungkin tidak disadari, maka dengan kerendahan hati, kita harus mampu untuk melakukan 3 hal, yakni: menerima kritik, menerima nasihat dan menerima teguran. Pasalnya, hal itulah yang akan menyelamatkan hidup kita.
Oh ya, karena bukan manusia sempurna, maka biarkan orang lain menjadi "mata" kita, khusus di area blind spot, sehingga kita akan terbantu untuk mengetahui apa yang tidak bisa dilihat.
Sama seperti Angelo Dundee yang setia menjadi pelatih bagi petinju legendaris Muhammad Ali, hendaknyak kita juga saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Belajar dari Dundee yang tak pernah bosan melatih Ali selama 21 tahun, perlu kita teladani. Pasalnya, kesetiaan dan loyalitas Dundee yang membuat Ali percaya dan selalu menerima semua kritik dan saran yang diberikan. Dundee telah menghilangkan blind spot di mata Ali.
Akhirnya, semoga setiap dari kita berhasil menemukan pelatih yang tepat dalam kehidupan kita. Pelatih yang akan mengatasi blind spot kita. Amin!
-end-
No comments:
Post a Comment