Sunday, November 22, 2015

Wujudkan (Nol) Deforestasi pada 2020

(Zero Deforestation. Source: http://i1.adis.ws)

Laporan penelitian terbaru yang dirilis Global Canopy Programme pada September 2015 menyoroti kebutuhan mendesak untuk menciptakan pasar komoditas pertanian berkelanjutan sebagai solusi praktis menghentikan perusakan hutan hujan tropis dunia yang tersisa.

Laporan berjudul “Achieving Zero (Net) Deforestation Commitments: What it means and how to get there” menggambarkan cara untuk mewujudkan ‘Zero Deforestation Pledges’. Laporan itu menilai sejauh apa peran korporat mendukung upaya deforestasi hingga ke level terendah (baca: nol).

Laporan itu juga meneliti komitmen deforestasi yang telah dibuat oleh ratusan perusahaan, tantangan dalam melaksanakan komitmen itu serta menawarkan rekomendasi praktis tentang cara mempercepat transisi menuju rantai pasokan global ‘bebas deforestasi’.

Uniknya, laporan itu menunjukkan bahwa, sementara banyak perusahaan memiliki semacam kebijakan deforestasi, hanya 7% yang sepakat berikrar melakukan nol persen bersih deforestasi di seluruh rantai pasokan mereka.

Sementara itu, data kini semakin tersedia terkait tutupan hutan, konsesi, hingga perdagangan yang seharusnya bisa dimanfaatkan demi kebijakan korporat sebagai bagian dari menyebarluaskan wawasan baru ke internal perusahaan. Data itu juga bisa digunakan untuk mewujudkan komitmen nol deforestasi pada 2020.

Salah satu perusahaan yang menunjukkan kepedulian besar terhadap deforestasi adalah perusahaan multinasional, Unilever. Unilever menilai, bisnis secara global memiliki peluang besar mencegah bencana iklim melalui kemitraan dengan pemerintah dan masyarakat sipil, sekaligus mendorong perubahan transformasional.

“Bekerja sama untuk mengakhiri deforestasi yang tidak berkelanjutan dari rantai pasokan berpotensi untuk mengubah permainan, dan masuk akal secara bisnis dengan membangun rantai pasokan yang lebih tangguh dan adil.”, ujar Jeff Seabright, Chief Sustainability Officer Unilever.

Sementara itu, Andrew Mitchell, CEO Global Canopy Programme mengajak semua perusahaan untuk bertindak. Pasalnya mereka tidak dapat melakukannya sendiri.

“Para pemangku kepentingan berpengaruh lainnya termasuk lembaga keuangan dan pemerintah harus berperan menciptakan kondisi pasar yang tepat yang akan memungkinkan transisi menuju dunia, dimana produksi harus selalu memperhatikan risiko hutan secara berkelanjutan, menjadi norma tanpa pengecualian”, ujar Andrew Mitchell.

Sinyal harga hari ini adalah sebuah kekeliruan dalam aturan dasar permainan, karena itu harus diubah agar dapat berpihak pada lingkungan. Dengan demikian kegiatan bisnis yang mengarah pada perubahan akan menjadi kekuatan yang tak terbendung yang akan ditanggapi oleh pasar secara global.

“Kredit bank, perpajakan, subsidi, tarif dan regulasi perlu mendukung komoditas yang diperdagangkan tidak merusak alam, karena ia yang tak tergantikan, seperti hutan hujan, dan menghukum mereka yang melakukannya”, papar Andrew Mitchell.

Agar pelaksanaan komitmen “Nol Deforestasi” dan pembentukan pasar komoditas pertanian secara berkelanjutan terwujud, laporan tersebut mengusulkan beberapa solusi, diantaranya: perusahaan perlu memperkuat blok bangunan kunci menuju nol deforestasi dalam kebijakan dan pengoperasian mereka.

Selanjutnya untuk mempertahankan inklusi sosial dan perbaikan kualitas lingkungan perlu dipahami perusahaan sebagai bagian dari strategi pelaksanaan mereka menuju komitmen nol deforestasi.

Tak hanya itu, transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar diperlukan diantara para pemain kunci diseluruh sektor yang mampu mendorong nol deforestasi. Kedepan hubungan yang lebih baik antara inisiatif transparansi terus bermunculan untuk memantau kemajuan global secara efektif menuju target 2020 dan 2030.

Sementara itu lembaga donor dan Lembaga Keuangan Internasional (IFIs) harus mempererat koordinasi dukungan mereka secara global, untuk mengisi kesenjangan pendanaan dalam komitmen nol deforestasi melalui kemitraan publik dan swasta.

Di sisi lain, lembaga keuangan dan investor juga perlu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang risiko deforestasi di seluruh portofolio mereka dan berusaha memanfaatkan peluang yang ada untuk mendukung produksi berkelanjutan dari komoditas risiko hutan.

Terakhir, masyarakat sipil juga harus menunjukkan peran yang lebih aktif ketika bekerja sama dengan para pelaku pasar dan stakeholder untuk merangsang kemajuan. Sebuah fokus khusus harus berada pada organisasi yang belum mengambil langkah-langkah mengatasi risiko hutan, dalam rangka mempercepat penyerapan dan kemajuan dalam mewujudkan rantai pasokan global bebas deforestasi. (jacko agun)



Catt:
Global Canopy Programme (GCP) adalah wadah pemikir hutan tropis dan NGO internasional, yang bekerja untuk mendemonstrasikan kasus ilmiah, politik dan bisnis untuk menjaga hutan sebagai modal alam yang mendukung ketahanan air, pangan, energi, kesehatan dan iklim untuk semua.

No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN