Sunday, December 06, 2015

Hentikan Warga Jadi Korban Angkutan Umum!

(ilustrasi kecelakaan bus. source: http://www.cdn.mumbaihangout.org)
Dengan hormat Pak Ahok, mohon kiranya bapak berkenan memusnahkan mahkluk yang bernama Metromini dan Kopaja. Ini hanya contoh yang terlihat mata dan fatal. Sisanya banyak sekali hantu jalanan berwujud transportasi massal yang justru perenggut nyawa manusia.
(komentar seorang teman di media sosial)

---
Demikian bunyi postingan seorang teman di media sosial, menyikapi peristiwa kecelakaan yang terjadi pada hari Minggu (6/12) yang melibatkan angkutan umum dan telah merenggut puluhan nyawa. Bayangin aja, dalam tempo yang tidak terlalu lama 2 kecelakaan besar telah terjadi.

Dua-duanya melibatkan angkutan umum yang selama ini merupakan andalan utama sarana transportasi massal bagi warga ibukota. Kecelakaan pertama terjadi pada Minggu pagi antara Metromini B80 jurusan Grogol-Kalideres dengan KRL commuter line dari arah utara di dekat Stasiun Angke, Tambora, Jakarta Barat.

Sementara kecelakaan kedua terjadi, ketika sebuah Kopaja jurusan Blok M - Tanah Abang terbalik di Jalan Thamrin, tepat di depan Bank UOB, Jakarta Pusat pada pukul 12.00 WIB. Seorang tewas akibat insiden tersebut, sementara sopir bus melarikan diri. 

Kondisi itu telah menimbulkan ketakutan tersendiri bagi mereka yang menggantungkan keselamatan pada sarana transportasi massal, semisal Kopaja dan Metromini. Pasalnya, dengan kondisi seperti itu, dimana letaknya rasa aman? Bukankah transportasi massal harusnya memperhitungkan keselamatan sebagai landasan beroperasi? Mengingat yang mereka angkut adalah penumpang. Penumpang yang bernyawa. Bukan barang mati. Bahkan membawa benda mati pun, kerap dibutuhkan kehati-hatian.

Dengan kondisi demikian, lalu warga harus menggunakan transportasi massal yang seperti apa? Ketika bus transjakarta belum mampu menjangkau semua titik dan belum sanggup memehuhi kebutuhan transportasi penduduk kota Jakarta, maka yang tersisa hanyalah angkutan umum seperti Kopaja dan Metromini. Atau haruskah setiap warga kembali memperbanyak kendaraan roda dua yang tahun lalu saja jumlahnya telah mencapai 17, 5 juta unit?

Bagi saya, yang pernah menggunakan Metromini ataupun Kopaja, pembenahan harus dilakukan. Keselamatan penumpang harus menjadi prioritas utama. Bukan kecepatan apalagi kejar setoran.

Selain itu, sepengamatan saya, sejak 1o tahun terakhir, tidak ada yang berubah dari pelayanan angkutan kota seperti Kopaja dan Metromini. Semua masih sama. Masih suka kebut-kebutan. Masih suka nge-tem sembarangan. Masih suka menurun-naikkan penumpang di sembarang tempat sesuka hati. Selalu padat penumpang hingga knalpot ngebul berwarna hitam yang hebatnya ternyata lolos uji emisi.

Bahkan yang lebih ekstrem, di angkutan kota masih kerap ditemukan adanya supir tembak, yang belum tentu memiliki SIM hingga kasus copet yang seakan tak pernah hilang. Oh ya, sementara terkait aneka rasa parfum alami gak usah ditanya lagi ya... Pasti itu!

Kopaja dan Metromini merupakan dua nama kendaraan umum yang begitu lekat dan sangat dimaklumi warga ibukota. Maklum, jika kendaraannya sudah pada usang dan kerap kebut-kebutan. Maklum juga kalo sopirnya terkenal ugal-ugalan, meskipun jalanan sedang macet-macetnya. Bagi mereka, kondisi itu justru waktu yang pas untuk unjuk kemahiran dalam mengemudi. Urusan nyawa penumpang... Ya, liat ntar aja! Miris.

Menurut saya, salah satu langkah yang bisa diambil pemerintah provinsi untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan mengambil alih pengelolaan kedua angkutan kota itu. Pasalnya, jika dibiarkan terlalu lama dan berlarut-larut, kondisinya tidak akan berubah. Masih seperti yang saya utarakan diatas. Dan nyawa penumpang jadi taruhannya.

Berkaca dari peristiwa - peristiwa yang terjadi, pemerintah daerah harus bertindak cepat. Jangan hanya menyalahkan, ketika Transjakarta tak berhasil mengambil alih manajemen angkutan itu. Padahal hanya karena negoisasi yang tidak berjalan maksimal.

Karena itu, komentar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di salah satu media online menurut saya harusnya lebih proaktif. Dikutip dari media online, Ahok menyebut Metromini masih banyak yang nakal lantaran kegagalan Transjakarta dalam mengambil alih kedua angkutan itu.

Padahal, sejauh ini Pemprov DKI sudah mencabut banyak izin trayek angkutan kota, karena dianggap tidak layak dan tidak memenuhi unsur keselamatan. Dan, sembari upaya pengambilalihan aset bisa dipercepat, solusi lainnya dengan memperketat seleksi sopir angkutan kota. Kedepannya harus ada standar sopir, seperti yang telah diterapkan pada bus transjakarta. 

Bagi saya, semoga semua upaya itu membuahkan hasil. Karena, lagi-lagi, masyarakat selaku pengguna yang merasakan dampak langsungnya. Sudah saatnya, pelayanan ditingkatkan, sehingga kenyamanan dan keamanan dalam menggunakan sarana transportasi massal dapat terwujud, sebagaimana yang diimpikan semua warga ibukota.

Kisah Sedih di Hari Minggu
Hari itu menjadi momen paling menyedihkan bagi keluarga Asmadi (34), sopir metromini yang tertabrak commuter line di pelintasan Tubagus Angke, Jakarta Barat, pada Minggu pagi. Asmadi yang menjadi tulang punggung keluarga akhirnya meninggal di RS Sumber Waras, setelah sebelumnya sempat dirawat intensif karena mengalami luka serius.

Menurut pemberitaan, ranjang tempat Asmadi dibaringkan telah ditutupi kain. Pada bagian bawahnya, tampak darah berceceran. Asmadi sendiri merupakan pengemudi asal Purwawinangun, Kuningan, Jawa Barat yang menjadi korban kecelakaan yang dilakukannya sendiri.

Selain Asmadi, Agus Muhammad Irfan (37), kernet Metromini B-80 jurusan Kalideres-Grogol yang ditabrak KRL Commuter line juga menjadi korban. Ia tewas akibat kecelakaan yang terjadi di perlintasan Muara Angke, Jakarta Barat.

Saat akan mengambil jenazah Agus dari RS Sumber Waras, paman Agus, Ling (39) menuturkan perilaku sopir Metromini Asmadi. Menurut Ling, Asmadi memang dikenal tidaksabaran, ceroboh dan cenderung nekad. Selain itu, Asmadi ternyata belum lama menjadi sopir Metromini.

Berhubung sudah mengenal sifat Asmadi, Ling yang sehari-hari juga berprofesi sebagi sopir angkutan umum kerap mengingatkan keponakannya untuk berhati-hati dan sebisa mungkin tidak bersama Asmadi. Namun sayang, imbauannya itu tak dipedulikan. Buktinya Agus ikut menjadi korban.

"Saya terakhir ketemu semalam. Saya minta dia supaya hari ini tidak masuk kerja, tapi dia tetap narik," ujar Ling seperti dikutip dari Merdeka.com.

Selain Asmadi dan Agus, tercatat ada enam korban lainnya yang dibawa ke RS Sumber Waras. satu di antaranya tiba dalam keadaan telah meninggal dunia dan langsung dibawa ke RSCM.

Insiden itu telah menambah panjang daftar kecelakaan yang terjadi di Jakarta yang melibatkan KRL dan angkutan umum. Dan anehnya, semua kecelakaan itu terjadi karena kecerobohan dan kelalaian para sopir angkutan umum.

Kronologis Tabrakan
Bus Metromini B80 jurusan Grogol-Kalideres yang mengalami kecelakaan sebelum Stasiun Angke, Tambora, Jakarta Barat, diketahui akibat ulah sopir yang nekad menerobos pintu pelintasan. Akibatnya, Metromini berpenumpang puluhan orang itu dihantam KRL commuter line dari arah utara, Jatinegara menuju Bogor.

Menurut saksi mata, Said (55) seperti dikutip dari Kompas.com, terlihat jika bus tetap ngotot masuk ke lintasan meski palang pintu dan sinyal tanda adanya kereta telah berbunyi. Begitu melihat gelagat yang tidak baik, Said langsung memperingatkan sopir untuk tidak melanjutkan aksi nekadnya itu. Ia pun kaget ketika bus meringsek maju.

"Saya lagi duduk sampai bangun, saya teriakin, 'Awas kereta-kereta.' Enggak tahu ada setan budeg atau apa dia nyelonongterus," ujar Said.

Saat kecelakaan terjadi, bus terseret hampir mendekati peron yang jaraknya 200 meter. Bus dihantam persis di bagian tengahnya, sebelum akhirnya terseret.

Hal senada juga dituturkan oleh penjaga jalur lintasan (PJL), Endang. Tabrakan terjadi karena bus menerobos jalur meski pintu pelintasan Tubagus Angke, sebelum Stasiun Angke, sudah ditutup.

Endang menuturkan, ketika ada informasi kereta akan melintas, sesuai prosedur, ia pun menutup palang pelintasan saat kereta masih jauh.  Namun, ntah mengapa, ia melihat ada Metromini yang sedang berjuang menerobos palang.

"Saya sudah bilang awas ada kereta, tetapi dia tetap nyerobot masuk. Padahal, kereta sudah dekat," kata Endang dikutip dari Kompas.com.

Selama ini, palang pelintasan Tubagus Angke memang tidak tertutup sempurna. Masih ada ruang yang terbuka. Celah itu yang dimanfaatkan oleh sopir Metromini untuk masuk.

"Dia masuk dari kanan. Andai saja dia berhenti di rel jalur satu, insya Allah dia selamat, tetapi dia sudah di jalur dua kereta. Saya sudah teriak ada kereta padahal. Ya kena, saya (langsung bilang) Allahu Akbar," pungkas Endang.

Selanjutnya, bus langsung terseret kereta. Akibatnya, puluhan penumpang bus  jadi korban tewas akibat kejadian itu.

Kecelakaan KRL
Kecelakaan KRL commuter line pada Minggu (6/12) pagi antara KRL 1528 dengan Metromini 80 jurusan Kalideres-Grogol menambah panjang daftar kecelakaan yang terjadi di ibukota. Dan kecelakaan yang melibatkan KRL bukan barang baru, sejak transportasi massal itu muncul di Jakarta.

Dari riset kecil-kecilan di dunia maya, diketahui telah terjadi beberapa kali kecelakaan antara KRL dengan angkutan umum. Berikut rentetan kecelakaan KRL yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir seperti dikutip dari brilio.net.

1. KRL - Metromini B80
Pada Minggu (6/12) pagi di perlintasan kereta Muara Angke, KRL Commuter Line KA 1528 menabrak metromini 80 jurusan Kalideres-Grogol bernomor polisi B 7760 FD.

Kecelakaan terjadi akibat sopir Metromini nekat melintas meski palang pelintasan ditutup dan sirine peringatan sudah berbunyi. Akibatnya, puluhan orang tewas dan 6 orang luka berat akibat peristiwa tersebut.

2. KRL 2173 - Transjakarta B 7559 TGA
Beberapa waktu lalu, kecekalaan KRL juga terjadi dengan bus Transjakarta di perlintasan kereta api Garden No 8A, Kedoya, Jakarta Barat pada Sabtu siang (28/11). Kecelakaan terjadi akibat kelalaian sopir yang tetap memaksa melintas di rel, padahal penjaga palang pintu sudah memberi peringatan agar sopir memberhentikan kendaraannya.

Yang membuat miris, ditengarai sopir Transjakarta sedang menggunakan ponselnya saat kecelakaan terjadi. Akibatnya 3 orang terluka dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Graha Kedoya Jakarta.

3. KRL KA 1154 - KRL KA 1156
Beberapa bulan lalu, pada Rabu (23/9) kecelakaan KRL juga terjadi di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Kecelakaan terjadi antara KRL KA 1154 dengan KRL KA 1156 sekitar pukul 15.12 WIB. Akibat kecelakaan itu, 42 penumpang mengalami luka-luka.

Kejadian bermula ketika kereta commuter line (nomor KA 1154) dari arah Jakarta Kota menuju Bogor sedang berhenti di Stasiun Juanda. Pada saat bersamaan ada KA 1156 dengan tujuan sama menabrak kereta yang sedang berhenti didepannya.

Penyebab kecelakaan karena asisten masinis KA 1156 tidak hafal posisi signal blok 102 di Stasiun Juanda. Asisten tersebut lalai membaca lampu signal sehingga menabrak gerbong paling belakang KRL 1154 yang sedang terparkir di jalur 2 Stasiun Juanda.

4. KRL Tanah Abang-Maja - sepeda motor
Pada Jumat (24/4), kecelakaan juga terjadi antara KRL commuter line dengan sepeda motor. Akibat kejadian itu, KRL 1966 jurusan Tanah Abang-maja dilempari batu oleh warga Tenji, Cilejit, Banten. Pelemparan terjadi karena warga marah begitu melihat pengendaranya tewas dilindas KRL Sementara sepeda motor nya rusak berantakan.

Sopir Ugal-Ugalan
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jakarta, sudah tidak asing bagi warga ibukota. Sebagian besar diakibatkan oleh sopir angkutan umum yang ugal-ugalan dan cenderung tidak hati-hati. Padahal tak henti-hentinya Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengancamakan mencabut ijin trayek bagi angkutan umum yang membandel. Namun uniknya, kecelakaan terus terjadi.

Seperti dikutip dari tempo.co, setidaknya terjadi beberapa kecelakaan yang melibatkan angkutan umum dalam 3 tahun terakhir. Berikut catatan yang terdokumentasi dengan baik:

12 Agustus 2011
Jurusan : S-69 jurusan Blok M-Cileduk
Korban : 11 orang terluka
Penyebab: Sopir Metromini ugal-ugalan menyalip kendaraan pribadi. Namun, metromini menabrak pohon di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

21 Maret 2012
Jurusan : S-75 jurusan Pasar Minggu-Blok M
Korban : 2 orang terluka
Penyebab: Sesama bus S-75 saling balapan mengejar penumpang. Akibatnya, kecelakaan tak terhindari di Pejaten Village.

27 Oktober 2012
Jurusan : P-10 jurusan Senen-Semper
Korban : 8 luka-luka
Penyebab: Akibat rem blong, metromini yang melaju kencang menabrak truk sampah di Jalan Angkasa, Kemayoran. Bus yang berhenti langsung dirusak warga.

16 April 2013
Jurusan : S-614 jurusan Cipulir-Pasar Minggu
Korban : 7 orang terluka
Penyebab: Dua bus saling kejar-kejaran. Keduanya menuju Pasar Minggu, satu bus terguling di pertigaan dekat Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).

17 Juni 2013
Jurusan : S-640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang
Korban : Tidak ada
Penyebab: Sopir menerobos pelintasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Akibatnya, bus langsung ditabrak kereta. Meskipun tidak ada korban, tapi 12 rangkaian kereta harus mengalami keterlambatan.

KNKT Bertindak
Begitu mengetahui ada kecelakaan antara KRL dengan Metromini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung turun ke lokasi untuk menyelidiki kasus tabrakan yang mengakibatkan puluhan orang meninggal.

Sebanyak 7 anggota tim KNKT melakukan pemeriksaan di radius sekitar 200 meter, mulai dari pintu pelintasan tempat tabrakan sampai di dekat peron Stasiun Angke. Para petugas itu mengecek, mencatat, dan memotret bangkai bus yang masih teronggok di pojok dekat peron stasiun. Mereka juga memotret dan mengukur panjang pintu perlintasan.

KNKT juga belum dapat memberikan keterangan karena proses penyelidikan masih berlangsung. Di lapangan mereka telah mengukur, mengobservasi, dan mengamati semua bukti di lokasi kejadian. Tim juga meminta keterangan dari saksi korban. Hasil investigasi itu berguna untuk merekonstruksi kronologis kecelakaan dan penyebabnya.

Nantinya hasil investigasi akan diserahkan ke semua pihak yang berkepentingan, sebagai rekomendasi dari KNKT atas kasus itu. Dalam melakukan penyelidikannya KNKT tidak dalam kapasitas untuk mencari mencari siapa yang salah dan benar.

Sementara itu, Polda Metro Jaya hingga tulisan ini dibuat belum bisa memastikan penyebab musibah tersebut. Polisi masih melakukan penyelidikan mendalam terkait kecelakaan yang telah merenggut belasan nyawa. (jacko agun)

No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN