Friday, July 09, 2021

Let's Open Our World!

Ada hal unik ketika dilakukan penelitian terhadap 67 orang yang berasal dari seluruh dunia. Mereka diminta mengikuti tes DNA untuk mencari tahu dari mana DNA mereka berasal. Tepatnya, untuk mengetahui siapa sebenarnya nenek moyang mereka dan sejauh apa perjalan telah mereka lakukan. Penelitian itu sendiri merupakan bagian dari perayaan keberagaman genetis di dunia.

 

Hasil penelitian itu sangat mengejutkan, karena ditemukan banyak kesamaan genetis dari sejumlah responden dengan seseorang yang berasal dari bangsa yang berbeda. Siapa sangka, jika mereka memiliki banyak persamaan yang tidak diketahui sebelumnya. Sesuatu yang tidak pernah dibayangkan telah terjadi.

Film pendek ini secara gamblang menjelaskan seperti apa perjalanan gen yang terdapat di dalam diri Ellaha, seorang gadis asal etnis Kurdi di Iran yang kini bermigrasi ke Denmark. Bersama orang tua dan saudaranya, mereka terpaksa meninggalkan Iran, ketika Ellaha berusia 6 tahun.

 

Melalui video, Ellaha sempat menunjukkan seperti apa budaya yang mereka pertahankan sebagai suku Kurdi, sebuah etnis minoritas di Iran. Namun ketika ditanya, seberapa banyak anggota keluarga yang benar-benar yakin  bahwa mereka merupakan etnis Kurdi, Ellaha tidak menyenangi pertanyaan itu.

 

Ellaha kemudian mengakui jika suku Kurdi tidak eksis sebagai sebuah bangsa. Pasalnya, mereka terserak di sejumlah negara, seperti: Irak, Iran hingga Turki. Karena itu Ellaha sulit memastikan, siapa sebenarnya nenek moyangnya dan darimana mereka berasal.  

 

Ellaha menjelaskan bahwa etnis Kurdi bisa bertahan seperti sekarang, karena mareka mampu memegang sejumlah prinsip/ nilai dan menjalankan gaya hidup dengan cara mereka sendiri.

 

Ellaha kemudian diminta untuk membayangkan sebuah negara yang mungkin saja menjadi asal dari nenek moyang mereka. Saat itu, Ellaha langsung menyebut bahwa ia membenci Turki. Bukan rakyat Turki, tapi pemerintahnya, karena etnis Kurdi kerap mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan disana. 

 

Ia kemudian ditanya, bagaimana perasaannya jika mengetahui perjalanan panjang DNA telah menemukan sesuatu? Ellaha menjawab, itu sangat mengejutkan, juga menakutkan. Namun bisa jadi itu merupakan hal baik.

 

Saat ditanya apa yang ia harapkan dari tes DNA yang dilakukan menggunakan salivanya, Ellaha mengatakan bahwa keinginannya hanyalah ingin dianggap setara sebagai manusia. Juga tidak ada perbedaan antara dirinya dengan orang lain. 

 

Dua minggu kemudian, setelah tes DNA dilakukan, Ellaha kembali dipanggil. Peneliti secara perlahan menjelaskan hasil dari tes DNA tersebut.

 

Ellaha meragukan, apakah ia benar-benar seorang Kurdi. Hal itu telah menimbulkan konflik di dirinya.

 

Peneliti kemudian menanyakan, apa hal terbesar yang ia harapkan dari tes DNA itu? Peneliti juga menjelaskan, bahwa hasil tes telah menceritakan banyak hal tentang siapa sebenarnya Ellaha.

 

Saat membuka amplop yang berisi hasil tes DNA, Ellaha terkejut. Hasilnya menyebutkan, DNA Ellaha berasal dari 79% Iran dan sisanya memiliki gen Kaukasus, yang berarti berasal dari wilayah Turki sekarang. Tak hanya itu, Ellaha juga memiliki gen orang Yahudi dan Eropa Yahudi. 

 

Hal itu menurut Ellaha membuatnya sedih, karena ternyata ia bukan Kurdi seutuhnya. Ia tidak mungkin mengatakan ke semua orang, bahwa ia bukanlah seorang gadis beretnis Kurdi, karena selama ini orang-orang mengenalnya sebagai gadis Kurdi.

 

Para peneliti mengatakan, hal yang dialami Ellaha juga dialami oleh banyak orang di dunia ini. Ketika ada yang membenci sebuah negara, bisa jadi ia memiliki gen yang berasal dari negara tersebut.

 

Peneliti juga menjelaskan, jika Ellaha ternyata memiliki saudara sepupu yang juga ada di ruangan yang sama dengan Ellaha. Dia berasal dari negara yang berbeda, namun diyakini memiliki DNA yang mirip. Ini artinya nenek moyang mereka berasal dari tempat yang sama.

 

Selain meneliti DNA seseorang, penelitian itu juga mencari persamaan diantara DNA yang ada, utamanya mencari saudara jauh yang tidak saling kenal namun memiliki persamaan gen.

 

Lewat tes DNA, Ellaha akhirnya mendapatkan sepupu baru, dimana mereka memiliki nenek moyang yang sama. Meskipun ini merupakan estimasi, namun estimasi itu kebenarannya sebesar 99,96%. Selain itu, cek dan ricek telah dilakukan pada penelitian ini, sebelum akhirnya diperkirakan mereka memiliki nenek moyang yang sama pada era 150 - 225 tahun yang lalu. 

 

Dokumenter singkat "Let's Open Our World" menjadi semacam undangan bagi semua orang untuk melakukan perjalanan melintasi batas, merangkul perbedaan dan membuka cakrawala berpikir.

 

Karena itu, setiap orang harus berkeliling dunia, bertemu orang lain, dan mengalami budaya dan agama yang berbeda. Perjalanan itu akan membuka wawasan, ketika kita mengalami sesuatu yang berbeda, kita mulai melihat sesuatu secara berbeda.

 

"You have more in common with the world than you think". (jacko agun)

No comments:

Post a Comment

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN