Selasa, Mei 31, 2016

*Drew|

(source: http://shayari4lovers.com/)

Drew...
Hujan baru saja usai, ketika aku terpaku di pojokan kamar sore ini. Sedari tadi, tak henti-hentinya aku memandangnya. Kini, ia meninggalkan butiran air ditingkahi uap yang menempel lekat di kisi-kisi jendela kaca kamarku. Tak hanya itu, ia juga membasahi pekarangan yang beberapa bagiannya ditumbuhi bunga liar. Sementara di tanah yang lembab, jejak-jejaknya masih terasa. Basah.

Hujan sore itu memang tak lama, Drew. Palingan 30 menit saja. Namun rinainya mampu membuat diri ini tak mampu beranjak. Derapnya yang begitu riuh, memaksaku teringat kembali padamu. Teringat saat kita begitu bersemangat menanti hadirnya hujan. Teringat wajah lucumu yang menggemaskan. Tersadar akan gairahmu yang membuncah ketika tetesan pertama jatuh dan lamat-lamat berubah deras.

Rabu, Mei 18, 2016

Buku-Buku Kiri, Nasibmu Kini!

(Ilustrasi buku-buku di perpustakaan. Sumber: beritagar.id)
Selasa (17/5/2015), seharusnya menjadi hari istimewa bagi para penggemar buku. Setiap 17 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buku Nasional yang kebetulan bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional.

Pada awalnya, peringatan Hari Buku Nasional sengaja di desain untuk mendorong minat baca masyarakat yang memang tergolong rendah. Selain itu. Peringatan Hari Buku Nasional diharapkan menjadi momen yang pas bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap buku dan menghargai para penulis.  

Sayangnya, upaya meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya generasi muda menjadi kontradiktif dengan kebijakan yang ditempuh oleh Perpustakaan Nasional belakangan ini, utamanya seiring razia buku-buku beraliran kiri.

Jumat, Mei 13, 2016

Nenek Rauf dan “Ini Budi” yang melegenda


(Buku Belajar Membaca & Menulis. Sumber: Ist)
"Ini Budi, 
 Ini Ibu Budi, 
 Ini Bapak Budi ", 
demikian sepenggal kalimat yang tidak bisa di lupakan oleh anak-anak SD generasi 80-an, seperti saya. 

Kemarin (11/5) siang saya dikejutkan dengan kicauan di jagat twitter yang berisi ungkapan dukacita. Kabar duka itu datang dari dunia pendidikan. Perempuan yang memperkenalkan metode baca 'Ini Budi', yakni Siti Rahmani Rauf, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa malam (10/5/2016) pukul 21.20 WIB. 

Rabu, Mei 11, 2016

*Nick

(sumber: /www.google.co.id/imgres)

Ngebayangin, kira-kira, saat itu, mukanya si "Nick" kayak apa ya?
Ada yang berubah, gak ya?
Ah... asli, gak bisa ngebayangin juga! Maklum, gak pintar mengkhayal.
Pintarnya baca tulisan - tulisan orang plus kasih komentar yang nylekit doang.
Hehehe...

Senin, Mei 09, 2016

Ada Apa Dengan Komunisme?

(Pasca G 30 September 1965. sumber: IPHOS)
Beberapa hari terakhir, frasa “Komunis” kembali menggema di ruang-ruang warga, khususnya melalui media mainstream dan media sosial. Banyak yang ujuk-ujuk menolaknya tanpa pernah tahu akar persoalannya secara benar. Pun, ada banyak orang yang saking “alergi”nya dengan kata komunis, menganggapnya sebagai sebuah paham yang harus dijauhi. Dimusuhi karena dianggap bertentangan dengan Pancasila. Dimusnahkan, hingga hilang tak berbekas.

Mengetahui fenomena itu, iseng-iseng saya mengadakan riset kecil-kecilan, untuk mencari tahu mengapa deman anti-komunis kembali mengemuka. Mengapa banyak orang yang teriak lantang “Komunis harus dihancurkan, dibasmi hingga ke akar-akarnya”. Sudah sebegitu paranoidkah, kita, sebagai sebuah bangsa?

Rabu, Mei 04, 2016

2016: 39 Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis

(Acara World Press Freedom Day di Amsterdam, Belanda, dihadiri 4 jurnalis sebagai pembicara utama, 2010. Foto : Iman D. Nugroho)
3 Mei menjadi hari paling bersejarah bagi insan pers di seluruh dunia. Pasalnya, setiap 3 Mei diperingati sebagai World Press Freedom Day (Hari Kemerdekaan Pers Internasional) yang menjadi momentum untuk mengingatkan pemerintah dan semua pihak agar menghormati pers bebas. 

AJI Indonesia dalam peringatan World Press Freedom Day 2016 kembali mengingatkan masih terjadinya kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia. Sepanjang tahun ini, mulai Mei 2015-April 2016, AJI Indonesia mencatat ada 39 kasus kekerasan terhadap jurnalis dalam berbagai bentuk, mulai dari pengusiran, pengrusakan alat, hingga kekerasan fisik.

Dari 39 kasus itu, kekerasan terhadap jurnalis terbanyak dilakukan oleh warga dengan 17 kasus. Maraknya kekerasan oleh warga, merupakan efek buruk dari pembiaran yang dilakukan oleh kepolisian. Selanjutnya, 11 kasus dilakukan oleh polisi dan oleh pejabat pemerintah 8 kasus. Pelaku lainnya masing-masing satu kasus dilakukan oleh TNI, satpol PP dan pelaku tidak dikenal.  

Minggu, Mei 01, 2016

#AADC2 Sebuah Romantisme!

(Film #AADC2. Source: http://teraktual.co)

Jumat malam (29/4) tak ada yang berbeda di kantor. Semua berjalan normal. Seperti biasa. Kami yang kebetulan kebagian melanjutkan shift malam, mulai terjebak akut dalam rutinitas, yang jujur saja memang menjemukan.

Awalnya tak ada yang memperhatikan, ketika seorang teman mulai kasak kusuk di komputer kosong yang segera ditempatinya itu. Komputer itu berada persis di sisi kananku. Di komputer itu, ia langsung browsing ke laman berbagi video, YouTube.

Tak perlu menunggu lama, ia pun mendapatkan apa yang dicari. Full movie “Ada Apa Dengan Cinta” (AADC). Cukup dengan mengetik keyword “Apa Dengan Cinta”, maka serentetan item dengan judul serupa bermunculan. Selanjutnya, tinggal pilih satu diantaranya.

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN