(source: http://shayari4lovers.com/) |
Drew...
Hujan baru saja usai, ketika aku terpaku di pojokan kamar sore ini. Sedari tadi, tak henti-hentinya aku memandangnya. Kini, ia meninggalkan butiran air ditingkahi uap yang menempel lekat di kisi-kisi jendela kaca kamarku. Tak hanya itu, ia juga membasahi pekarangan yang beberapa bagiannya ditumbuhi bunga liar. Sementara di tanah yang lembab, jejak-jejaknya masih terasa. Basah.
Hujan sore itu memang tak lama, Drew. Palingan 30 menit saja. Namun rinainya mampu membuat diri ini tak mampu beranjak. Derapnya yang begitu riuh, memaksaku teringat kembali padamu. Teringat saat kita begitu bersemangat menanti hadirnya hujan. Teringat wajah lucumu yang menggemaskan. Tersadar akan gairahmu yang membuncah ketika tetesan pertama jatuh dan lamat-lamat berubah deras.