Jumat, Januari 17, 2025

Tiongkok, Israel, dan Myanmar Memimpin sebagai Negara yang Memenjarakan Jurnalis Terbanyak di Dunia

Taipan media Hong Kong Jimmy Lai dipenjara terkait unjuk rasa demokrasi besar-besaran. Ia ditahan berdasarkan undang-undang keamanan nasional China. Foto: CPJ

berita-sekejap, JAKARTA
- Komite Perlindungan Jurnalis atau Committee to Protect Journalists (CPJ) mencatat jumlah jurnalis yang dipenjara di seluruh dunia mencapai rekor tertingginya pada tahun 2024. Hal itu terjadi, karena pemerintah setempat terus melakukan tindakan keras terhadap jurnalis, menurut laporan baru yang dirilis CPJ pada Jumat (17/1).

Data CPJ menunjukkan, Tiongkok telah menahan sedikitnya 50 jurnalis yang menjadikannya sebagai negara paling tidak ramah terhadap jurnalis. Disusul Israel (43 jurnalis), dan Myanmar dengan 35 jurnalis.

"Tiongkok, Israel, dan Myanmar muncul sebagai tiga pelanggar terburuk di dunia dalam tahun yang mencatat rekor penahan tertinggi bagi jurnalis," tulis CPJ dalam siaran persnya, Jumat (17/1).

Setelah itu, negara yang masih melakukan penahanan terhadap jurnalis adalah Belarusia (31) dan Rusia (30).

Dalam pernyataannya, CPJ mencatat sebanyak 361 jurnalis berada di balik jeruji besi pada tanggal 1 Desember 2024. Angka itu merupakan jumlah tertinggi kedua sejak rekor global yang dibuat pada tahun 2022.

"Saat itu, CPJ mendokumentasikan sedikitnya 370 jurnalis telah dipenjara terkait dengan pekerjaan mereka," tulisnya.

Sensor yang kian meluas di Tiongkok dan terjadi selama bertahun-tahun, menjadi salah satu pemenjara jurnalis terbanyak di dunia. Hal itu mengakibatkan CPJ kesulitan untuk menentukan berapa jumlah pasti jurnalis yang dipenjara di sana.

Praktik pemenjaraan tidak terbatas hanya di daratan utama China. CPJ menemukan bahwa praktik penjara juga diberlakukan bagi warga negara Inggris yang berbasis di Hong Kong, Jimmy Lai, yang merupakan pendiri surat kabar pro-demokrasi Apple Daily.

"Ia telah ditahan dalam sel isolasi di Hong Kong sejak 2020," tulis CPJ.

Berikutnya, Israel menduduki posisi kedua dalam sensus 2024. Terdapat lebih dari dua kali lipat rekornya pada tahun 2023. 

Israel mencoba membungkam liputan dari wilayah Palestina yang diduduki Israel. Sebanyak 108 jurnalis dipenjara di Timur Tengah dan Afrika Utara, hampir setengahnya akibat perang Israel-Hamas.

Sementara itu, Asia masih menjadi kawasan dengan jumlah jurnalis terbanyak yang dipenjara pada 2024. Angkanya mencakup lebih dari 30% dari jumlah secara global, atau sebanyak 111 jurnalis yang masih dipenjara. 

Selain tekanan dari para sipir di penjara yang terjadi di Tiongkok, Myanmar, dan Vietnam, banyak jurnalis juga masih dipenjara di Afghanistan, Bangladesh, India, dan Filipina. 

Secara global, CPJ menemukan bahwa lebih dari 60%  atau sebanyak 228 jurnalis telah dipenjara dengan tuduhan melakukan tindakan anti-negara secara luas, termasuk didakwa melakukan terorisme atau ekstremisme yang seringkali tidak jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANTARA - Lingkungan

Climate Change News - ENN